Balipustakanews.com, Denpasar – Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengungkapkan keprihatinannya terkait penemuan pabrik narkoba di Gianyar. Ini adalah kasus kedua setelah penggerebekan laboratorium narkoba rahasia di Canggu sebelumnya.
“Tentu kami sangat prihatin ini terjadi lagi. Terima kasih kepada BNN yang telah berhasil mengungkap kasus ini,” ujar Mahendra di Sanur, Denpasar, Rabu (24/7).
Menurut Mahendra, pengungkapan ini adalah peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama terhadap hal-hal yang mencurigakan.
“Kita bisa bayangkan berapa banyak korban yang akan muncul jika pabrik narkoba ini tidak terungkap,” jelas pria asal Buleleng itu.
Pemerintah Provinsi Bali, lanjut Mahendra, terus memantau orang asing yang berupaya memproduksi narkoba di Bali. “Kami melalui aparat penegak hukum, kepolisian, babinsa, TNI, dan desa adat harus lebih waspada untuk mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekitar guna mencegah kejadian serupa,” ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek laboratorium narkoba rahasia yang dikendalikan oleh warga negara asing di Bali. Kali ini, pabrik narkoba tersebut ditemukan di vila Mama Ji House, Jalan Keliki Kawan, Dusun Keliki Kawan, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen I Wayan Sugiri mengungkapkan laboratorium itu memproduksi narkoba jenis baru yang pertama kali ditemukan di Indonesia, yakni Dimethyltryptamine (DMT). Petugas menangkap tiga warga asal Filipina, yaitu laki-laki berinisial DAS (28) dan dua perempuan berinisial PMS (ibu DAS) dan DOS (adik DAS).
Sugiri menjelaskan bahwa DMT merupakan narkotika yang sangat berbahaya, dengan efek halusinasi kuat meskipun dikonsumsi dalam dosis rendah (0,08 ml). “Metode pembuatan DMT dapat dilakukan melalui proses sintetis (reaksi kimia) atau dengan ekstraksi bahan tanaman (alami),” jelasnya saat konferensi pers Selasa (23/7). (PR/DTK)
Discussion about this post