BALIPUSTAKANEWS, BADUNG – Gubernur Bali, Wayan Koster menolak Tim Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Bali, mendapat dukungan dari anggota DPRD Badung, I Putu Alit Yandinata. Alit Yandinata menilai kebikajan orang nomor satu di Bali tersebut adalah untuk menjaga ketentraman dan melindungi Bali dri pro-kontra terhadap negara Israel.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung ini mengatakan, keputusan yang diambil Gubernur Koster berdasarkan kajian matang dengan memperhitungkan pro kontra yang berdampak pada Pariwisata Bali. “Jadi kalau kami melihat Langkah apa yang dilakukan Gubernur Bali saat ini dengan menolak kehadiran timnas Israel di Bali, saya meyakini pak Gubernur memiliki pandangan kajian matang. Bagaimana eksistensi dari Pariwisata Bali, bagaimana Pariwisata Bali ini tetap eksis,” ungkapnya, Rabu (29/3).
Menurut Alit Yandinata Pariwisata Bali merupakan sektor yang rentan dengan berbagai isu. “Jadi Jarum jatuh pun di Bali akan menjadi isu besar, analoginya seperti itu. Dan kami melihat statemen dan Langkah pak Gubernur ini lebih cenderung mengedepankan keamanan dan kenyamanan Pariwisata yang ada di Bali. Kemungkinan besar beliau berkaca pada kasus bom Bali, Pandemi Covid-19, jadi kita sudah mengalami dampak pandemi yang begitu panjang sehingga Pariwisata Bali sangat terupurk, bahkan mungkin kita di Bali yang sangat merasakan dampak yang paling tinggi dari pandemi,” paparnya.
Sepak bola Piala Dunia U-20 imbuh Alit Yandinata dalam proses perjalanannya menuai pro dan kontra. Meski diakui tidak bijak mencampuradukkan antara olahraga dan politik. Namun, yang terpenting Gubernur Bali telah mengambil langkah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bali.
“Hal ini yang paling top yang saya lihat. Dan saya rasakan ketika ada isu-isu yang berdampak kepada Pariwisata Bali, kita juga tidak suka melakukan apa-apa, PAD kita turun karena kita ketahui bersama pendapatan bersumber dari Pariwisata, suka tidak suka kenyataannya demikian,” ujarnya.
Walaupun langkah yang telah diambil Gubernur Bali berisiko tinggi, Alit Yandinata mengaku telah memberi acungan jempol karena sangat berani mengambil langkah dengan mengedepankan eksistensi Pariwisata yang bersumber dari adat dan budaya. Terkait sebelumnya Gubernur Koster yang menandatangani persetujuan Piala Dunia U-20 di Bali, Alit Yandinata mengatakan hal itu dilakukan jauh sebelum adanya pro dan kontra.
“Apa iya? Setelah pro dan kontra, persoalan sepak bola U-20 yang diselenggarakan di Bali kita terima? Sudah tentu pro dan kontra ini akan menjadi persoalan baru di Pulau Bali ini. Sehingga pak Gubernur dengan adanya pro dan kontra itu, memutuskan menolak. Jadi kami tegaskan ini bukan keputusan plin-plan atau tidak tegas,” terangnya.
Discussion about this post