Balipustakanews.com, Gianyar – Penyebaran demam berdarah dengue (DBD) semakin mengkhawatirkan di Kabupaten Gianyar, Bali. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah kasus gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan ribuan warga Gianyar terinfeksi DBD.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar mencatat bahwa sejak Januari hingga akhir April 2024, terdapat 1.370 kasus DBD di antara warga. Kasus tersebut terbagi menjadi 294 kasus pada Januari, 266 kasus pada Februari, 326 kasus pada Maret, dan 484 kasus pada April 2024.
Jumlah kasus DBD hingga akhir tahun 2024 diperkirakan akan meningkat drastis, karena selama empat bulan pertama kasus DBD di Gianyar telah melampaui jumlah kasus pada tahun 2023 yang hanya mencapai 1.142 kasus. Bahkan, pada tahun 2022 hanya tercatat 597 kasus DBD di Gianyar.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan penanganan DBD. Surat tersebut ditujukan kepada seluruh lurah, kepala desa, dan Kepala Puskesmas di Gianyar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan DBD.
Dinkes juga berupaya untuk menelusuri daerah dengan jumlah gigitan nyamuk tertinggi dengan mengerahkan petugas puskesmas dan jumantik. Selain itu, mereka juga melakukan fogging secara teratur di semua kecamatan yang terkena dampak DBD.
Ariyuni menjelaskan bahwa gejala DBD pada manusia meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, dan ruam merah pada kulit. Masyarakat diminta untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala tersebut.
Meskipun ribuan orang terinfeksi DBD, hingga saat ini hanya ada satu kasus kematian di Gianyar. Pada Maret, seorang anak bernama Putu GKP meninggal karena DBD di RSUD Sanjiwani.
“Ayah dari korban mengatakan, anaknya sudah dibawa ke beberapa dokter, tapi tak kunjung membaik. Semoga ini adalah kasus kematian terakhir, yang terpenting kita harus tetap waspada,” tambah Ariyuni. (PR/DTK)
Discussion about this post