Balipustakanews.com, Denpasar – Bali mengalami inflasi bulanan sebesar 0,61 persen pada Februari 2024. Angka itu diperoleh berdasarkan hasil pengamatan komoditas di lapangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali sepanjang Februari 2024.
Komoditas beras menjadi penyumbang terbesar inflasi di Bali pada Februari 2024, yakni sebesar 0,39 persen. Beras juga menjadi komoditas dengan andil terbesar pada inflasi tahunan Bali, yaitu sebesar 0,87 persen. Inflasi tahun ke tahun di Bali kini berada di 2,98 persen.
“Dari sepanjang pengamatan kami di Februari 2024 ini memang beras masih naik terus. Bahkan, sebagian sudah ada yang sudah sedikit jumlah berasnya dan itu yang terjadi di lapangan,” kata Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani di kantornya, Jumat (1/3).
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap inflasi Bali pada Februari 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,55 persen. Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disumbangkan oleh naiknya harga beberapa komoditas pangan, terutama beras.
Menurut Endang, El Nino menyebabkan mundurnya masa tanam padi. Masa tanam yang mundur juga berimbas pada mundurnya masa panen. Situasi itu membuat kelangkaan beras menjadi lebih lama dari sebelumnya.
“Beras itu kan makanan pokok, jadi andilnya tinggi. Kalau (harganya) goyang sedikit saja itu sangat berpengaruh terhadap inflasi karena semua masyarakat di Indonesia dan Bali khususnya mengkonsumsi beras,” ungkap Endang.
Endang menuturkan Tabanan mengalami inflasi tertinggi pada Februari 2024, yaitu 0,68 persen, diikuti Denpasar 0,65 persen, Badung 0,58 persen, dan Singaraja sebesar 0,51 persen. Tabanan yang mengalami inflasi tertinggi masih menjadi pertanyaan bagi BPS Bali karena kabupaten itu berstatus sebagai lumbung beras Pulau Dewata.
“Memang (inflasi) Tabanan tinggi. Apa karena banyak dibeli ke luar Bali, kita kan tidak tahu. Tetapi, yang jelas harga beras masih belum terkendali di sana,” akunya.
Masa Panen Diprediksi Maret Akhir-April
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bali I Wayan Serinah mengungkapkan produksi beras menurun di Januari hingga Februari 2024. Ia memprediksi panen baru bisa dilakukan pada Maret akhir atau April 2024.
“Kondisi itulah yang menyebabkan terjadinya semacam agak panik belanja. Apalagi kebutuhan untuk Hari Raya Galungan kemarin, tetapi untuk beras memang dipastikan stok cukup, baik dari gudang-gudang milik masyarakat di Bali maupun dari Bulog,” ungkapnya.
Serinah berharap tidak terjadi gagal panen nantinya sehingga kebutuhan stok beras untuk Bali cukup. Menurutnya, turunnya produksi beras yang terjadi secara nasional ini disebabkan oleh El Nino.
Polisi Gelar Sidak Imbas Harga Beras Melonjak
Kepolisian Resor (Polres) Gianyar gencar melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) terhadap agen dan penjual beras. Tidak saja di toko-toko besar, warung, toko kelontong, tetapi pengecer beras pun tidak luput dari pantauan polisi.
Sidak digelar imbas lonjakan harga beras secara drastis hingga Rp 17 ribu per kg. Hasil sidak yang terus gencar dilakukan mengakibatkan harga beras mulai bisa ditekan.
Salah satunya, sidak dilaksanakan di penjual kebutuhan pokok UD Ani di Jalan Raya Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, yang disidak polisi pada Jumat (1/3) pagi. Di tempat ini sebelumnya harga beras juga ikut melonjak.
Kapolres Gianyar AKBP Ketut Widiada mengatakan sudah mengerahkan tim dari Polsek hingga Polres untuk terus melakukan pemantauan harga kebutuhan utamanya harga beras. Untuk mengetahui pasti harga beli berapa dan dijual berapa.
“Kami dari Polres Gianyar melalui Satgas Pangan setiap hari memantau harga-harga kebutuhan pokok, seperti beras untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga,” kata Widiada, Jumat (1/3).
Menurut Widiada, sidak saat ini terus digencarkan pada siang dan malam. Harapannya tidak ada permainan harga beras yang sengaja dilakukan oleh oknum pedagang karena Hari Raya Galungan, Kuningan serta Nyepi.
“Berapa memiliki stok, berapa harga jual, dari mana pasokan, kami pantau satu persatu, dan satu lagi jangan sampai ada yang mengoplos beras, dengan isu kenaikan ini,” jelasnya.
Harga Beras Diklaim Turun
Widiada mengatakan hasil sidak mendapatkan harga beras yang sebelumnya terus mengalami kenaikan saat ini sudah ada penurunan. Widiada mengeklaim harga beras turun rata-rata Rp 200 per kilogram (kg).
Terdapat sejumlah beras yang mengalami penurunan harga, yakni beras premium merek Supermama Rp 390.000 per 25 kg kini turun sebesar Rp 5.000, beras Rajawali Jembrana Rp 375.000 per 25 Kg turun Rp 5.000, serta beras lokal Rp 365.000 per 25 Kg turun Rp 5.000.
“Sudah ada indikasi positif penurunan harga, beras kami pantau terus agar harga benar-benar normal,” imbuhnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan juga mengeklaim harga beras di Tabanan juga sudah mengalami penurunan hingga Rp 1.500 per kg. Hal itu didapatkan dari hasil monitoring Satgas Pangan terhadap para pedagang sembako di Pasar Penebel.
Satgas Pangan juga melakukan monitoring ke beberapa penggilingan beras di wilayah Kediri. Walhasil, dinyatakan harga gabah dan beras juga cenderung mengalami penurunan.
14.200 Ton Beras Jawa Masuk Bali
Jansen menjelaskan hasil koordinasi Satgas Pangan Polda Bali dengan instansi terkait diinformasikan beras dari Pulau Jawa yang masuk ke Bali sudah mencapai 14.200 ton. Selain beras, gabah dari luar juga sudah masuk ke Bali dan harganya turun ke posisi Rp 7.300/kg atau dibawah harga pasaran.
Menurut Jansen, penurunan harga beras juga sangat dipengaruhi oleh program bantuan sosial (bansos) dan program pasar murah dari pemerintah. Tren program ini, klaim Jansen, sangat berdampak positif sehingga membuat permintaan masyarakat atau konsumen akan beras mengalami penurunan dan otomatis berdampak terhadap turunnya harga beras.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan tetap melakukan aktivitas normal sebagaimana mestinya. Satgas Pangan Polda Bali dan jajaran akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) untuk dapat menekan harga beras dengan rutin melaksanakan program pasar murah di wilkum Bali,” jelas Jansen.
“Apabila kami menemukan penimbunan-penimbunan sembako tanpa izin yang bertujuan untuk keuntungan pribadi dan merugikan masyarakat, pastinya Satgas Pangan Polda Bali akan menindak tegas sesuai undang-undang yang berlaku,” tandas Jansen. (PR/DTK)
Discussion about this post