Balipustakanews.com, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan silaturahmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada Selasa, 8 April 2025, di Jayasabha, Denpasar. Kunjungan ini juga menjadi ajang perkenalan Kepala BPS Bali yang baru, Agus Gede Hendrayana Hermawan.
Dalam kesempatan itu, Agus melaporkan kepada Gubernur bahwa dirinya ditugaskan sebagai Kepala BPS Bali oleh Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti. Ia juga menyampaikan bahwa program prioritas yang akan dijalankan dalam waktu dekat di Bali adalah pelaksanaan Sensus Ekonomi. Agus, yang berasal dari Desa Gobleg, Buleleng, memohon dukungan serta arahan dari Gubernur Koster agar pelaksanaan program statistik di Bali berjalan optimal.
Agus juga mengungkapkan bahwa Pemprov Bali dinilai sebagai salah satu pemerintah daerah terbaik secara nasional dalam pengelolaan Statistik Sektoral. Ia mengapresiasi komitmen Gubernur Koster yang konsisten menggunakan data statistik sebagai dasar dalam merancang pembangunan daerah. “Kami bangga memiliki Gubernur yang sangat teliti dalam menggunakan data. Bapak Koster adalah contoh pemimpin yang berbasis data,” ujarnya, merujuk pada latar belakang akademis Gubernur yang juga pernah mengajar mata kuliah seperti Kalkulus dan Statistik di berbagai universitas ternama.
Menanggapi hal itu, Gubernur Koster menyampaikan ucapan selamat kepada Agus atas penunjukannya sebagai Kepala BPS Bali. Ia menegaskan bahwa selama ini Pemprov Bali selalu merujuk pada data resmi dari BPS dalam menyusun berbagai program strategis. Oleh karena itu, ia berharap BPS dapat menyajikan data yang lebih rinci dan spesifik sesuai dengan konteks lokal Bali.
Terkait Sensus Ekonomi, Gubernur mengingatkan agar BPS tidak memasukkan sarana upakara seperti canang dan daksina sebagai komponen yang memicu inflasi, karena keduanya merupakan unsur spiritual (niskala). Namun, bahan-bahan fisik seperti janur, bunga, dan pisang tetap bisa dipertimbangkan. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur ekonomi Bali, mengingat daerah ini tengah menjalankan transformasi ekonomi melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali yang mencakup sektor pertanian organik, kelautan, perikanan, IKM, dan UMKM.
Menutup arahannya, Gubernur Koster mengumumkan bahwa Pemprov Bali tengah merancang program Sensus Kebudayaan Bali yang akan difokuskan di wilayah Desa Adat. Tujuannya adalah untuk melindungi dan mendokumentasikan kekayaan budaya Bali secara komprehensif. Ia menyampaikan bahwa seluruh aspek budaya Bali terletak dan tumbuh di Desa Adat, sehingga penting untuk memiliki data kebudayaan yang terstruktur dan mendetail sebagai aset daerah.
Sensus ini juga akan mencakup pendataan jumlah krama Bali, termasuk distribusi nama anak pertama hingga keempat (Wayan/Putu/Gede, Made/Nengah/Kadek, Komang, dan Ketut), beserta latar belakang pendidikannya. “Kita akan rumuskan apakah BPS Bali akan menjadi penyelenggara langsung atau bekerja sama dalam pelaksanaannya. Yang penting, data ini harus lengkap dan akurat,” tegas Koster. (kb/pr)
Discussion about this post