BALIPUSTAKANWES – Bus Listrik Merah Putih (BLMP) akan mendukung penyelenggaraan acara G20 pada November 2022 mendatang. Bus listrik buatan PT INKA di Madiun, Jawa Timur itu disebut akan selesai tepat waktu.
Sebagai informasi, produksi BLMP yang akan digunakan pertama kali untuk event G20 merupakan penugasan oleh Kemenristekdikti kepada konsorsium Perguruan Tinggi dan PT INKA (Persero). PTN yang terlibat dalam pengerjaan bus G20 yakni dari ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, UNAIR Surabaya, ISI Denpasar.
Menteri Perhubungan mengapresiasi sejumlah pihak dengan penggunaan komponen dalam negeri yang sudah mencapai 50 persen.
“Ini akan membuka ruang kerja baru bagi produk dalam negeri dan juga kesempatan bagi para akademisi di perguruan tinggi untuk melakukan riset dan inovasi, yang selama ini hanya dilakukan di luar negeri,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan peninjauan ke PT INKA di Madiun, Jawa Timur dikutip dari siaran persnya, Selasa (19/7/2022).
Bus listrik merah putih tentu saja unggul dari suara. Karena berbekal battery electric vehicles, BLMP lebih senyap. Keunggulan lain juga disebutkan karena suspensi, serta optimasi pengurangan berat kendaraan menjadi lebih ringan, karena merupakan hasil pengembangan dari bus sebelumnya berdasarkan masukan dari berbagai pihak.
Untuk kemampuan jarak tempuhnya, BLMP bisa mencapai 160 kilometer saat baterai penuh. Sementara itu hanya perlu waktu 2,5 jam untuk proses charging hingga kembali siap beroperasi.
Damri disebut sudah mengoperasikan bus listrik merah putih dengan sistem Buy The Service (BTS) untuk beroperasi ke beberapa daerah seperti Bandung dan Surabaya.
Menhub juga memberikan apresiasi kepada Kemenristekdikti yang telah mendukung pendanaan riset yang dituangkan dalam bentuk karya yang terhilirisasi, seperti halnya pembangunan bus listrik dalam negeri.
“Saat ini kita bangun 30 bus listrik dan ke depannya akan terus bertambah,” ucapnya.
Sebelumnya bus listrik ukuran medium buatan PT INKA (Persero) E-Inobus sudah melayani acara pertemuan Energy Transition Working Group (ETWG) II di Labuan Bajo.
Sedikit berbeda dengan BLMP, E-Inobus bisa menempuh jarak hingga 200 kilometer. Sedangkan pengisian daya sekitar 3-4 jam
Sementara itu kecepatan maksimal bus E-Inobus mampu tembus 90 km/jam dan memiliki maksimal gradeability (kemampuan kendaraan mendaki tanjakan) 14%. Selayaknya bus listrik yang terkenal senyap, E-INOBUS memiliki tingkat kebisingan rata-rata 71 dB.
(Lp/Google)
Discussion about this post