Balipustakanews.com, Gianyar – Pengelola hutan monyet di Ubud, Gianyar, Bali buka-bukaan soal turis asal Australia yang mengaku digigit monyet di objek wisata tersebut. Turis tersebut tidak melaporkan hal ini kepada polisi atau klinik setempat.
Manajer Sumber Daya Manusia Monkey Forest Nensi Suyanti mengungkapkan, usai digigit monyet, seorang warga Australia bernama Jami Groves terus berjalan ke sana seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Sebelumnya kami memeriksa kamera CCTV, seekor betina aneh sedang berjalan dengan tas rantai di pinggangnya dan di salah satu kawasan wisata kami. Monyet kecil itu tidak menggigit paha dan betisnya, tetapi dia terus berjalan di sekitar kawasan wisata tanpa kesan digigit monyet,” jelas Nancy, Sabtu (6 Agustus).
Nancy mengatakan, meski monyet tersebut menggigit orang asing tersebut, namun orang asing tersebut tetap berjalan dan meninggalkan kawasan Monkey Forest, sehingga pihak pengelola belum mengetahui informasi saat monyet tersebut menggigit wisatawan tersebut. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 30 Mei 2024.
“Biasanya kami obati dulu di klinik lalu kirim ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin atau serum rabies. Dan dalam hal ini adalah gigitan. Sama sekali tidak ada pelaporan ke pihak lembaga luar,” tambahnya.
Nens juga menjaga kesehatan para kera dengan hanya memberikan makanan yang sesuai dengan habitatnya, seperti buah-buahan, jagung, dan kacang-kacangan.
Apabila kera mempunyai masalah seperti membuat onar dan merugikan kawanannya, maka segera dibawa dan dibawa ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Denpasar.
Diketahui sebelumnya Jami Groves mengeluhkan kejadian buruk yang menimpanya di Monkey Forest. Digigit monyet, ia harus merogoh kocek Rp97 juta untuk suntikan rabies.
“Tiga ekor monyet memanjat kaki saya dan mulai menggigit saya. Saya terpaksa diam karena takut mereka akan mengejar saya,” ujarnya.
Groves takut menggigit. Setelah itu, ia pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya.
Dokter memberi tahu Groves bahwa dia memerlukan suntikan rabies. Jika dia terlambat, tidak ada yang bisa dilakukan.
Groves kaget setengah mati mendengar penjelasan dokter. Sementara itu, temannya tertawa ketika dia melihat ekspresi kaget Groves.
Terakhir, Groves harus menerima delapan dosis suntikan rabies, atau profilaksis pasca pajanan (PEP). Suntikan tersebut dapat mencegah virus memasuki sistem saraf pusat sebelum berakibat fatal. Pengalaman ini membuat Groves sangat membenci monyet.
“Saya harus menggunakan seluruh uang yang saya peroleh dari liburan di Eropa untuk membayar biaya pengobatan yang biayanya sekitar $6.000 atau Rp 97 juta,” imbuhnya. “Aku benci monyet,” tambahnya. (PR/DTK)
Discussion about this post