Balipustakanews.com, Denpasar – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) memuji Bali atas pengelolaan mangrovenya. Lemhanas juga berharap Bali dapat lebih cepat berkontribusi terhadap tujuan nol emisi di sektor kelautan.
“Jadi kami berharap Bali berkontribusi dalam mencapai nihil emisi. Kalau targetnya saat ini 2050, lebih cepat lebih baik,” kata Wakil Direktur Riset Strategis Lemhannas Reni Mayern dari Badan Pembangunan Daerah Provinsi Bali. (Dibaptis), Bali, Denpasar, Rabu (6/12).
Selain mangrove, Reni berharap Pemprov Bali juga memanfaatkan jenis rumput laut. Menurutnya, padang lamun sangat penting untuk mengurangi emisi karbon dioksida laut dan dapat membantu mempercepat emisi net-zero.
“Ini menghasilkan oksigen dari laut, yang sangat penting untuk mengurangi karbon dari laut. Sekarang kami sedang berupaya bagaimana mencapai emisi net zero secepat mungkin,” jelas Reni.
Ia menggambarkan tanaman rumput laut sebagai rumput gading di tanah. Namun tanaman ini tumbuh dari dasar laut dan tingginya bisa mencapai 18 meter.
“Kalau data sebelumnya, 50 persen (stok) berasal dari laut. Bayangkan kalau dikelola dengan baik, karena lautnya ada mangrove, alga, dan karang,” jelasnya.
Pada saat yang sama, Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, berdasarkan hasil diskusi, dapat menentukan peluang apa yang bisa dimanfaatkan untuk menyerap karbon di sektor kelautan.
“Tapi kita baru setengah jalan, jadi misalnya Nusa Penida, Buleleng dan sebagainya (ada potensi). Dan sejujurnya, sampai saat ini belum ada padang rumput yang dibudidayakan,” kata Sumardiana.
Ia berharap kedepannya pemerintah pusat dan provinsi dapat bekerja sama untuk fokus pada kebijakan maritim. “Karena laut ini sumber serapan karbonnya tinggi, lima kali lipat,” tegas Sumardiana.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kini bersiap untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 di Bali.
“Agar kapasitas penyerapan karbon sektor kehutanan seimbang dengan karbon yang dilepaskan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra membuka Bali Electric Vehicle (EV) Fun Tour di Denpasar, Bali, Minggu (27.8).
Ditegaskannya, Pemprov Bali telah menetapkan tujuan optimis untuk mencapai angka emisi nol bersih Bali pada tahun 2045, yaitu 15 tahun lebih awal dari tujuan nasional tahun 2060. Selain program nol emisi di hutan. Di sektor ini, Pemprov Bali juga mendorong warganya untuk menggunakan mobil listrik atau setidaknya produk dengan emisi CO2 rendah.
“Aksi amal dalam bentuk tur ini merupakan bagian dari proses literasi untuk menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat sehingga pada akhirnya menjadi kebiasaan untuk menggunakan produk rendah karbon,” kata Indra.
Lanjutnya, ia berharap dengan cara yang ia mulai sejak kecil, akan muncul peradaban baru yang memanfaatkan energi ekologis.
Selain pelayaran, sebelumnya Pemprov Bali menyiapkan sektor kehutanan yang nol emisi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 di Bali. “Agar daya serap karbon sektor kehutanan seimbang dengan karbon yang dikeluarkan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Bali, Minggu (27 Agustus).
Ditegaskannya, Pemprov Bali telah menetapkan tujuan optimis untuk mencapai angka emisi nol bersih Bali pada tahun 2045, yaitu 15 tahun lebih awal dari tujuan nasional tahun 2060. Selain program nol emisi di hutan. Di sektor ini, Pemprov Bali juga mendorong warganya untuk menggunakan mobil listrik atau setidaknya produk dengan emisi CO2 rendah.
“Amal dalam bentuk tur ini merupakan bagian dari proses literasi untuk menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat sehingga pada akhirnya menjadi kebiasaan untuk menggunakan produk rendah karbon,” kata Indra.
Ia berharap lahirnya peradaban baru yang memanfaatkan energi ekologis dengan cara yang dimulai sejak kecil. (PR/DTK)
Discussion about this post