Balipustakanews.com, Badung – PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) telah menunjuk PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor untuk proyek Bali Urban Subway atau Lintas Raya Terpadu (LRT) Bali. Direktur PT SBDJ, Ari Askhara, menyatakan bahwa investor tersebut akan memiliki hak untuk mengelola LRT Bali selama 50 tahun.
Menurut Ari Askhara, investor sebenarnya memiliki peluang untuk mengelola proyek ini hingga 90 tahun, sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi investor swasta. Setelah masa pengelolaan selesai, LRT akan diserahkan kepada pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Bali.
Nilai investasi untuk proyek ini mencapai US$ 20 miliar, dengan PT Indotek sebagai kontraktor utama yang bekerja sama dengan China Railway Construction Corporation (CRCC) dan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali). Proyek Bali Urban Subway ini akan dibangun dalam empat fase, dengan fase pertama mencakup rute dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Cemagi sepanjang 16 kilometer.
Pembangunan Bali Urban Subway akan dilakukan di bawah tanah dengan kedalaman 30 meter. Fase pertama diperkirakan akan memakan waktu lebih lama karena kondisi tanah yang berbatu, sementara fase kedua dapat lebih cepat karena kondisi tanah kapur yang lebih mudah untuk pengeboran.
Sepuluh mesin bor raksasa, atau tunnel boring machines (TBM), akan didatangkan pada April 2025 untuk mempercepat pembangunan. Sementara menunggu mesin tersebut, fokus pengerjaan akan berada pada konstruksi stasiun. Keseluruhan fase pertama dan kedua ditargetkan selesai dan beroperasi penuh pada akhir 2031. (PR/DTK)
Discussion about this post