• Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Profile
  • Pedoman Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Selasa, Juli 15, 2025
Balipustakanews
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review
No Result
View All Result
Balipustakanews
Home News Nasional

Hari Agraria Nasional, Berikut Fakta Sejarah Pertanian Di Indonesia Yang Wajib Kalian Ketahui

reda/cy by reda/cy
September 24, 2021
in Nasional
Hari Agraria Nasional, Berikut Fakta Sejarah Pertanian Di Indonesia Yang Wajib Kalian Ketahui
Share Share Share

BALIPUSTAKANEWS – Pada 24 september , Indonesia khususnya para petani merayakan Hari Agraria Nasional. Penetepan ini diterbitkan Undang-undang Pokok Agraria No 5 Tahun 1960.

Lantas, bagaimana sejarah pertanian di Indonesia dari zaman dahulu  hingga sekarang? Apakah komoditi yang ditanam mengalami perubahan dari tahun ke tahun? Ketahui jawabannya lewat artikel berikut ini!

1. Konon, padi sudah ditanam sejak 3000 tahun sebelum masehi

Nasi adalah makanan pokok bagi orang Indonesia. Rupanya, padi sudah ditanam sejak 3000 tahun sebelum masehi! Bukti penanaman padi ini ditemukan di Pulau Sulawesi. Selama ribuan tahun, beras menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, ungkap Jean Gelman Taylor dalam buku berjudul Indonesia: Peoples and Histories.

Bahkan, saking pentingnya padi bagi masyarakat Indonesia, penghormatan diberikan pada Dewi Sri, dewi padi yang dipercayai oleh orang Jawa Kuno dan Bali. Selain itu, bukan hanya menanam padi, masyarakat Indonesia di masa lampau juga menanam kelapa, aren, umbi-umbian, talas, bawang merah hingga buah-buahan tropis.

2. Bukti-bukti pun ditemukan pada relief di dinding candi

Untuk melihat seberapa penting pertanian bagi masyarakat Indonesia, bisa dilihat dari relief di dinding candi. Seperti di Candi Borobudur dan Candi Prambanan, di mana terdapat relief yang menggambarkan kegiatan pertanian. Ada pula prasasti batu yang menggambarkan raja yang meletakkan retribusi pada beras.

Ada pula relief di Candi Borobudur yang menggambarkan produk pertanian lain, seperti pisang, tebu, durian, manggis, kelapa, nangka dan apel Jawa. Hal ini dituturkan oleh Ary Sulistyo yang menulis publikasi berjudul “Ekologi Manusia dan Lansekap Desa di Indonesia” pada 2 April 2014 silam. Tulisan ini dipublikasikan di situs Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia.

3. Rempah-rempah Indonesia mulai diincar bangsa

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara penghasil rempah-rempah. Bangsa Eropa mengetahui adanya rempah-rempah di Indonesia dan mendorong mereka untuk datang kemari. Yang paling dicari adalah pala, rempah asli Kepulauan Banda, Maluku serta cengkeh, rempah yang ditemukan di Maluku Utara.

Di abad ke-16, Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama datang. Lalu, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah seperti pala dan lada lewat VOC di abad ke-17. Lonjakan permintaan rempah-rempah yang tinggi ini membuat bangsa asing berbondong-bondong mendatangi Indonesia.

4. Belanda mulai melakukan sistem tanam paksa

VOC dinyatakan bangkrut pada pergantian abad ke-19. Dengan segera, Belanda membuat Indonesia sebagai negara jajahan bernama Hindia Belanda. Secara resmi, ini ditandai sebagai periode kolonial Belanda. Pemerintah Belanda menerapkan cultuurstelsel yang mengharuskan sebagian lahan produksi pertanian dibuat untuk ekspor tanaman.

ArtikelTerhubung

Wapres Gibran Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Dauh Pala Tabanan

Wapres Gibran Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Dauh Pala Tabanan

Juli 5, 2025
Wagub Giri Prasta Hadiri Pelantikan DPD IKAL Lemhannas RI Bali 2025–2030

Wagub Giri Prasta Hadiri Pelantikan DPD IKAL Lemhannas RI Bali 2025–2030

Juli 2, 2025

Periode cultuurstelsel ini berlangsung antara tahun 1830 hingga 1870. Sistem ini sebagian besar diberlakukan di Pulau Jawa dan sisanya di wilayah lain. Tanaman komoditas untuk tanam paksa adalah tembakau, tebu, teh, kopi, kelapa sawit, kina dan karet. Tentu saja, yang dirugikan adalah rakyat Indonesia, sementara Belanda memperoleh keuntungan.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Nasional
ShareSendTweet
Next Post
Wajib Kalian Datangi, Berikut Danau-Danau Cantik Di Bali

Wajib Kalian Datangi, Berikut Danau-Danau Cantik Di Bali

Discussion about this post

Pertamina Kembangkan Program Energi Mandiri di Wilayah Hulu Bali
Bali

Pertamina Kembangkan Program Energi Mandiri di Wilayah Hulu Bali

by reda/cy
Juli 14, 2025
0

Balipustakanews.com, Denpasar - Pertamina Patra Niaga memperluas inisiatif energi mandiri dengan menghadirkan program Desa Energi Berdikari di Desa Besakih, Karangasem,...

Read more
Semeton Pande Siap Dukung Program Strategis Pemprov Bali, Gubernur Koster Guyub Bersatu Lestarikan Tradisi dan Budaya Bali
Bali

Semeton Pande Siap Dukung Program Strategis Pemprov Bali, Gubernur Koster: Guyub Bersatu Lestarikan Tradisi dan Budaya Bali

Juli 13, 2025
Hadiri Hari BPR-BPRS Nasional, Gubernur Koster Dorong Kemajuan BPR Topang Ekonomi Bali, Apresiasi Event Tanpa Kemasan Plastik
Bali

Hadiri Hari BPR-BPRS Nasional, Gubernur Koster Dorong Kemajuan BPR Topang Ekonomi Bali, Apresiasi Event Tanpa Kemasan Plastik

Juli 13, 2025
Balipustakanews

Berita Online Bali Terkini & Terpercaya Berita Ekonomi, Bisnis, Wisata, Budaya Bali, Politik, Teknologi, Hukum, Kriminal, Pendidikan di Bali, Nasional & Dunia

Follow Us

Kategori Berita

  • Apps
  • Arak Bali
  • Automotive
  • Badung
  • Bahan Pokok
  • Bali
  • Bangli
  • Bawaslu badung
  • Bisnis
  • Buleleng
  • COK ACE
  • Covid 19
  • Denpasar
  • Edukasi
  • Ekbis
  • Fashion
  • FIFA-U20
  • Film
  • Gadget
  • Gaming
  • Gianyar
  • Gubernur Bali
  • Hari Pahlawan
  • Health
  • Health
  • Hiburan
  • Hukrim
  • I Gusti Ngurah Rai
  • Investasi dan Perekonomian Bali
  • Jakarta
  • Jembrana
  • Jepang
  • Karangasem
  • Kawasan Pura Besakih
  • KBLBB
  • KDRT
  • Kebakaran TPA
  • Kios Pedagang
  • Klungkung
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Liga Kampung
  • Mangupura
  • Margarana
  • Medan
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Ngayah
  • Ny putri koster
  • Opini
  • Pahlawan
  • Paritrana Award 2023
  • Pemilu
  • Pemilu 2024
  • Pemprov Bali
  • Penanganan Sampah
  • Pendidikan
  • Pengolahan Sampah
  • Perda Provinsi Bali
  • Perkemahan Pramuka
  • Perlindungan Anak
  • Pilpres 2024
  • Pj Gubernur Bali
  • Politik
  • Posyandu
  • Pramuka
  • Presiden RI
  • Program Pengelolaan sampah berbasis sumber
  • Pulau Samosir
  • Pura Agung Besakih
  • Review
  • Seksologi
  • Seni & Budaya
  • senimam
  • SP4M-LAPOR
  • Sports
  • Startup
  • Stunting
  • Tabanan
  • Teknologi
  • TP PKK
  • Travel
  • U – 20
  • UMKM
  • Warisan Leluhur
  • World
  • Zodiak

Berita Terbaru

Pertamina Kembangkan Program Energi Mandiri di Wilayah Hulu Bali

Pertamina Kembangkan Program Energi Mandiri di Wilayah Hulu Bali

Juli 14, 2025
Semeton Pande Siap Dukung Program Strategis Pemprov Bali, Gubernur Koster Guyub Bersatu Lestarikan Tradisi dan Budaya Bali

Semeton Pande Siap Dukung Program Strategis Pemprov Bali, Gubernur Koster: Guyub Bersatu Lestarikan Tradisi dan Budaya Bali

Juli 13, 2025
Hadiri Hari BPR-BPRS Nasional, Gubernur Koster Dorong Kemajuan BPR Topang Ekonomi Bali, Apresiasi Event Tanpa Kemasan Plastik

Hadiri Hari BPR-BPRS Nasional, Gubernur Koster Dorong Kemajuan BPR Topang Ekonomi Bali, Apresiasi Event Tanpa Kemasan Plastik

Juli 13, 2025
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Profile
  • Pedoman Siber
  • Redaksi
  • Kontak

© 2020 Balipustakanews - Berita Bali Terkini & Terpercaya

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review

© 2020 Balipustakanews - Berita Bali Terkini & Terpercaya