Balipustakanews.com, Denpasar — Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri acara Pisah Sambut Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali yang digelar di Kantor Kejati Bali, Renon, Denpasar, pada Jumat (31/10) malam. Dalam kesempatan itu, ia menyerahkan cinderamata berupa tenun khas Bali sebagai simbol penghargaan terhadap dedikasi dan pengabdian Kajati sebelumnya, I Ketut Sumedana, yang akan menempati jabatan baru di Sumatera Selatan.
Acara berlangsung hangat dan dihadiri Wakil Gubernur I Nyoman Giri Prasta beserta Ny. Seniasih Giri Prasta, Sekda Dewa Made Indra, serta jajaran Forkopimda Bali. Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan apresiasi mendalam atas kinerja Ketut Sumedana yang dinilai penuh dedikasi dan spiritualitas.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Ketut Sumedana atas kinerjanya selama di Bali. Beliau mampu membangun komunikasi yang harmonis dengan pemerintah daerah. Promosi ke Sumatera Selatan merupakan penghargaan atas prestasinya. Astungkara, alam Bali turut mendoakan kesuksesan di tempat baru,” ujar Koster.
Koster juga menyambut hangat kehadiran Kajati Bali yang baru, Chatarina Muliana Girsang, yang mencatat sejarah sebagai perempuan pertama memimpin Kejaksaan Tinggi Bali.
“Selamat datang kepada Ibu Kajati baru. Ini sejarah pertama Kejati Bali dipimpin seorang wanita. Pengalaman panjang Ibu selama dua dekade di luar kejaksaan tentu menjadi modal berharga. Bali beruntung memiliki pemimpin dengan kemampuan luar biasa,” ujarnya.
Dalam arahannya, Gubernur Koster menekankan bahwa Bali adalah satu kesatuan wilayah dengan tata kelola khusus, sehingga penegakan hukum harus mempertimbangkan karakter dan nilai-nilai lokal.
“Bali adalah satu pulau, satu tata kelola. Maka setiap kebijakan dan langkah hukum harus dipikirkan secara matang. Kolaborasi Forkopimda harus terus berjalan dengan selaras,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga harmoni antara lembaga penegak hukum dan pemerintah daerah agar keputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan masyarakat dan kelestarian alam Bali.
Sementara itu, Ketut Sumedana dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Gubernur dan seluruh jajaran Forkopimda.
“Leadership Pak Gubernur luar biasa, mampu merangkul semua pihak. Saya titip legacy kami, Bale Kertha Adyaksa, agar terus digaungkan dan diimplementasikan, supaya tetap humanis dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan Pemprov Bali dalam pembangunan sarana dan prasarana Kejati selama masa tugasnya.
“Selama satu tahun delapan bulan di Bali, banyak yang kami capai berkat dukungan pemerintah daerah. Jika ada hal yang kurang berkenan, saya mohon maaf,” tambahnya.
Sementara itu, Kajati baru Chatarina Muliana Girsang menegaskan komitmennya melanjutkan fondasi yang telah dibangun pendahulunya, dengan pendekatan hukum yang humanis dan selaras dengan kearifan lokal.
“Saya berharap penegakan hukum di Bali dijalankan dengan cara yang humanis, sejalan dengan nilai-nilai lokal. Kami tidak bisa bekerja sendiri, mohon dukungan dari semua pihak,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antar lembaga untuk mewujudkan penegakan hukum yang adil dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat.
“Bali adalah wajah dunia, tantangan hukumnya kompleks. Penegakan hukum yang kuat harus berjalan seiring pembangunan berkelanjutan, demi ekonomi yang berkeadilan dan masyarakat Bali yang sejahtera,” tegasnya.
Acara ditutup dengan ramah tamah antar pejabat dan penyerahan cinderamata, mencerminkan semangat kebersamaan serta tekad memperkuat sinergi antar lembaga di Pulau Dewata. (*/pr)





