Balipustakanews.com, Klungkung – Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, Bali tidak bisa hanya mengandalkan sektor pariwisata sebagai penopang utama perekonomian.
Kunci agar tetap kompetitif adalah dengan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki daya saing tinggi, dan mampu menjawab tantangan zaman.
Gubernur Bali, Wayan Koster, sangat menyadari pentingnya pendidikan, terutama karena latar belakangnya sebagai dosen dan anak seorang guru.
“Di bidang pendidikan, kami berkomitmen menciptakan SDM unggul di seluruh kabupaten/kota di Bali. Oleh karena itu, kami akan meningkatkan kualitas layanan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi,” jelas Koster saat acara serah terima jabatan Bupati dan Wakil Bupati Klungkung di Klungkung, Bali, Kamis (6/3).
Sebagai langkah konkret, Koster meluncurkan program satu keluarga satu sarjana yang akan disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk menekan biaya pendidikan.
“Saya mencanangkan program satu keluarga satu sarjana yang akan diterapkan di seluruh Bali, dengan dukungan APBD kabupaten/kota serta kerja sama dengan perguruan tinggi agar biayanya lebih terjangkau,” tambahnya.
Koster mengungkapkan bahwa saat ini tingkat pendidikan sarjana di Bali baru mencapai 34 persen. Pihak provinsi telah melakukan koordinasi dengan rektor perguruan tinggi di Bali untuk mendukung program ini secara khusus.
“Tingkat pendidikan sarjana kita baru 34 persen dan ini harus ditingkatkan. Rektor perguruan tinggi di Bali sudah siap bekerja sama menyelenggarakan program ini,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh bupati dan wali kota untuk segera melakukan pendataan dan pengecekan keluarga yang belum memiliki sarjana. Targetnya, dalam lima tahun ke depan minimal 60 persen keluarga di Bali memiliki anggota yang sarjana.
“Pak Bupati harus mendata masyarakat di Klungkung, memeriksa keluarga mana yang belum memiliki sarjana, lalu merencanakan program ini secara bertahap. Saya harap dalam lima tahun nanti, minimal 60 persen keluarga sudah memiliki sarjana,” harap Koster. (wb/pr)
Discussion about this post