BALIPUSTAKANEWS – Bagi wanita yang sedang hamil, akan dihadangkan dengan kondisi yang berubah drastis dengan keadaan sebelum hamil. Bobot tubuh yang berubah membesar membuat ibu semakin sulit melakukan aktivitas rutin, apalagi setiap hari, usia kehamilannya semakin tua. Pergerakan Bunda akan makin terbatas.
Tapi apa daya jika banyak hal yang harus tetap dikerjakan Bunda sendirian karena tak bisa digantikan suami atau pembantu? Ini yang akan menyulitkan. Salah satunya adalah mengemudi. Mobil manual, salah satunya. Bunda harus tetap mengemudi mobil sendirian, untuk beberapa keperluan.
dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG., M.Kes dari Siloam Hospital menjelaskan bahwa , memberi ilustrasi tentang ibu mertuanya di Australia yang mengemudikan mobilnya sendiri ke rumah sakit, membawa segala perlengkapannya sendiri dan malamnya ia melahirkan.
Meski mengemudikan mobil sendiri tak dilarang, tapi Dokter Dara tak menyarankan hal serupa dilakukan para ibu hamil di kota besar, khususnya Jakarta, yang lalu lintasnya tak karuan. Macet dimana-mana.
“Yang ditakutkan kalau terjebak kemacetan. Dia duduk terlalu lama, karena stres, karena pegal, itu bisa bikin kontaksi rahim,” jelasnya.
Tapi pada dasarnya, ibu hamil trimester ketiga masih tetap boleh mengemudikan mobil manual untuk keperluan ringan dan medan yang tak terlalu berisiko.
“Kalau mau antar anak ke sekolah dekat rumah, atau mau belanja ke supermarket, itu no problem,” timpalnya.
Bunda harus waspada jika mengemudi ke tempat-tempat tertentu yang kemungkinan bisa terjebak kemacetan. Itu sebaiknya dihindari, karena bahaya bisa saja terjadi. Yang paling rawan adalah kontraksi rahim yang bisa memicu pendarahan atau persalinan prematur.
Discussion about this post