Balipustakanews.com, Buleleng – Seorang pria berinisial KJ alias Basir meninggal dunia setelah dianiaya oleh tiga oknum anggota TNI di Bali. Keluarga menduga Basir diculik dan mengalami penyiksaan sebelum akhirnya kehilangan nyawa. Mereka mendesak agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.
“Harus diusut tuntas. Kami percaya ada pihak lain yang terlibat, mungkin ada dalangnya, mungkin juga hanya suruhan. Keluarga kami diculik,” ujar Ketut Jimat, salah satu anggota keluarga Basir, di rumah duka di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali, pada Senin (9/5).
Saat ini, ketiga anggota TNI masih dalam pemeriksaan oleh Polisi Militer (POM). Jimat mendesak agar penyidik juga memeriksa ponsel para pelaku untuk mengungkap jejak komunikasi dan mengetahui kemungkinan keterlibatan pihak lain.
“Usut sampai tuntas. Kami ingin ponsel para pelaku diperiksa agar semua yang terlibat bisa dimintai pertanggungjawaban,” lanjutnya.
Keluarga merasa tidak masuk akal karena penganiayaan yang dilakukan hanya dipicu oleh persoalan gadai motor. Jimat menyebut Basir sempat dijemput secara paksa oleh para pelaku di kawasan Jalan Drupadi, Denpasar, tanpa pemberitahuan kepada keluarga.
Ia juga menyampaikan bahwa Basir mengalami luka parah di seluruh tubuhnya, termasuk patah tulang pada tangan kanan, tulang rusuk, dan tulang leher, sehingga keluarga menduga kuat korban disiksa secara brutal.
“Padahal masalahnya sudah selesai. Tapi Basir dibawa tanpa kabar. Kami anggap itu penculikan. Apalagi dengan kondisi seperti itu, seperti tidak memperlakukan manusia,” ujarnya.
Sementara itu, Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, menyampaikan bahwa tindakan ketiga anggota TNI — Prada PAH, Pratu MR, dan Sertu KSY — dilatarbelakangi oleh kemarahan setelah motor milik ibu Prada PAH diduga digadaikan oleh Basir.
“Karena emosi, terjadilah penganiayaan itu,” terang Candra, Kamis (8/5).
Ketiga oknum TNI tersebut masih dalam proses pemeriksaan oleh Polisi Militer dan belum resmi ditetapkan sebagai tersangka. (dtk/pr)
Discussion about this post