Balipustakanews.com, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan kerja Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, Fahri Hamzah, di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Jumat (3/10). Pertemuan tersebut membahas penanganan rumah tidak layak huni (RTLH), kawasan kumuh, hingga desain perumahan perkotaan dan pedesaan agar sejalan dengan visi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam pemaparannya, Koster menjelaskan kondisi Bali pasca-banjir besar akibat curah hujan tertinggi dalam 70 tahun terakhir yang dipicu badai Rossby. Pemerintah telah menyalurkan bantuan Rp15 juta per kepala keluarga terdampak, Rp3,4 miliar untuk pedagang Pasar Badung, serta lebih dari Rp1 miliar bagi korban di Tabanan dan Jembrana. “Semua rumah yang rusak sudah ditangani, jalan dan jembatan juga dalam proses perbaikan. Ke depan, empat sungai besar akan diaudit untuk reboisasi dan penataan ulang. Mitigasi bencana harus lebih kuat,” ujar Koster.
Terkait perumahan, Koster mengungkapkan terdapat 33.086 unit RTLH di Bali, dengan jumlah terbesar di Karangasem. Target pemerintah adalah menyelesaikan seluruhnya sebelum 2029 melalui sinergi APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota, ditambah kontribusi CSR dan gotong royong ASN. “APBN akan membantu lebih dari 12 ribu unit rumah, sementara provinsi menyalurkan BKK ke daerah yang fiskalnya lemah. Dengan gotong royong semua pihak, target ini bisa dipercepat,” jelasnya.
Koster juga menyinggung tantangan Bali, mulai dari kesenjangan fiskal antarwilayah, alih fungsi lahan 700 hektar per tahun, kemacetan, hingga persoalan sampah. Ia menekankan perlunya transformasi ekonomi agar Bali tidak terlalu bergantung pada pariwisata. “Pariwisata menyumbang 66 persen ekonomi Bali, tetapi sangat rentan terhadap bencana dan isu keamanan. Karena itu, ekonomi Bali harus bisa bertahan dengan atau tanpa pariwisata,” tegasnya.
Wamen Fahri Hamzah menilai Bali merupakan jantung pertumbuhan nasional dan etalase Indonesia di mata dunia. “Industri pariwisata adalah sektor paling demokratis karena langsung menyebarkan kesejahteraan ke masyarakat. Dengan 6,5 juta wisatawan asing, Bali adalah wajah Indonesia. Maka perumahan di sini harus terintegrasi, modern, dan tetap menghormati budaya lokal,” ucap Fahri.
Ia menambahkan, pemerintah pusat menargetkan renovasi 400 ribu rumah di seluruh Indonesia, dengan dorongan hingga 1 juta unit. Untuk Bali, fokus diarahkan pada penghapusan RTLH mulai 2026 dan penataan kawasan kumuh seluas 12 km² di pesisir. “Kawasan pantai Bali harus jadi seperti Maldives, menghadirkan kampung nelayan modern yang higienis dan ramah wisata,” ujarnya.
Sebagai penutup, Koster menyatakan bahwa Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun akan menjadi pedoman jangka panjang. “Jika alokasi perumahan bisa ditambah pada 2026, kami optimistis RTLH di Karangasem, Gianyar, Jembrana, dan Bangli bisa lebih cepat dituntaskan. Bali harus tampil sebagai wajah terbaik Indonesia,” pungkasnya. (hmsprv/pr)






Discussion about this post