Balipustakanews.com, Buleleng – Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, meresmikan tahap kedua siaran televisi digital Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Desa Adat Amertasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Senin (18/8). Kehadiran menara penyiaran ini menandai langkah penting Bali dalam transformasi menuju era digital, sekaligus memperluas akses informasi dan hiburan masyarakat.
Dalam sambutannya, Giri Prasta menekankan bahwa Turyapada Tower merupakan bagian dari jaringan single frequency network (SFN) pertama di Indonesia, yang mendukung program nasional migrasi TV analog ke digital. “Kita memasuki babak baru pelayanan informasi dan hiburan yang lebih jernih, modern, serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Bali Utara,” ujar Giri Prasta saat membacakan sambutan Gubernur Bali, Wayan Koster.
Menurutnya, menara ini bukan sekadar infrastruktur komunikasi, melainkan juga tonggak penting digitalisasi penyiaran di Bali. Dengan hadirnya siaran digital yang lebih beragam, masyarakat memiliki pilihan tayangan yang lebih berkualitas sekaligus dapat mendukung penyebaran informasi pembangunan secara lebih merata.
Data Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali mencatat, jangkauan siaran Turyapada Tower kini telah mencapai 90 persen wilayah Bali Utara, melampaui target awal 80 persen. Meski demikian, masih terdapat beberapa wilayah blank spot seperti Seririt, Banjar, dan Kaliasem. “Untuk mengatasi blank spot tersebut, akan dibangun stasiun relay (gap filler). Tahun ini sedang disiapkan di Desa Seririt dan Tejakula,” tegas Giri Prasta.
Peluncuran ini melanjutkan tahap pertama yang diresmikan pada 18 April 2025 dengan 10 channel TV digital. Pada tahap kedua, jumlah siaran bertambah menjadi 22 channel melalui penambahan dua multiplexer (MUX), yakni MUX Nusantara TV dan MUX TVRI. Sejumlah stasiun baru yang mengudara antara lain TVRI Nasional, Kompas TV, Bali TV, hingga TVRI Sport dan TVRI World.
Selain berfungsi sebagai pusat penyiaran, Turyapada Tower juga dirancang sebagai destinasi wisata baru di Bali Utara. Sejumlah fasilitas tengah dipersiapkan, seperti jembatan kaca, restoran berputar 360 derajat, skywalk, hingga planetarium. “Menara ini tidak hanya memperkuat komunikasi, tetapi juga diharapkan menjadi pendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambah Giri Prasta.
Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, menegaskan komitmen TVRI memperluas layanan hingga ke wilayah yang sebelumnya sulit mengakses televisi. “Dengan pemancar ini, cakupan siaran di wilayah Bali Utara telah mencapai 90 persen, mendekati target maksimal 100 persen,” ujarnya.
Uji coba di lapangan menunjukkan hasil nyata. Sejumlah warga di Gerokgak, Kubutambahan, dan Sawan mengaku kini dapat menikmati lebih dari 20 channel digital dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik. “Dulu siarannya gerimis, harus pakai parabola dan diacak. Sekarang gambarnya bening, suaranya jernih, dan tidak diacak. Matur suksma atas program yang luar biasa ini,” ungkap Gede Masih, warga Desa Sanggalangit.
Hal senada diungkapkan Wayan Mangku dari Desa Gerokgak yang merasa kini dapat lebih jelas menikmati tayangan sejarah Hindu di Jawa. “Sekarang lebih jelas dan lebih banyak channel tersedia,” katanya.
Acara peluncuran turut dihadiri Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Wakil Ketua III DPRD Bali I Komang Nova Sewi Putra, dan Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, yang menyambut baik langkah Pemprov Bali memperluas akses informasi sekaligus memperkuat posisi Bali dalam peta penyiaran nasional. (hmsprv/pr)
Discussion about this post