BALIPUSTAKANEWS – Penjor merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci. Biasanya penjor dibuat dengan tiang bambu melengkung dengan ketinggian sekitar 10 meter yang bersimbol sebagai gambaran gunung tertinggi dengan dihaisi dengan hiasan janur dan berisikan hasil bumi,kain putih,kain kuning,kue dan lain sebagainya yang memberikan arti sebagai rasa bakti dan ucapan terima kasih atas segala kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa pada umat manusia.
penjor sendidi disimbolkan sebagai sebuah gunung yang merupakan sebuah stana tuhan dengan berbagai manisfestasinya, maka daripada itu setiap gunung di Bali dibangun sebuah pura entah itu di puncaknya atau lerengnya.
Di Hari Galungan , penjor melambangkan pertiwi bhuwana Agung dan simbol gunung yang memberikan kesejahteraan dan keselamatan. Lambang pertiwi digambarkan sebagai bentuk wujud naga Basuki dan Ananta Boga. Serta Penjor berfungsi sebagai sarana perlengkapan upakara yang memiliki nilai sakral dan dalam pembuatannya harus memperhatikan unsur-unsur ataupun alat-alat yang dipakai melengkapi penjor tersebut.
Penjor dipasang di depan pekarangan rumah, kantor, ataupun tempat usaha, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk, sanggah atau lengkung dari penjor mengarah ke jalan. Jika rumah anda menghadap ke Timur, maka penjor tersebut dipasang di sebelah Selatan. Bagian depan penjor dipasang sebuah sanggah cucuk setinggi sekitar 1.5 meter sebagai perlambang Ardha Candara, yaitu sebuah sanggah yang bagian bawah segi empat atapnya melengkung setengah lingkaran, bentuknya seperti bulan sabit, sedangkan pada ujung penjor (ujung bambu) dipasangi sebuah sampian penjor lengkap dengan bunga, porosan, kwangen, sesari 11 uang kepeng.
Discussion about this post