Balipustakanews.com, Denpasar – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali meraih apresiasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali atas kontribusinya dalam menyalurkan kredit sebesar Rp12,55 triliun kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala KPw BI Bali, Erwin Soeriadimadja, kepada Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma, dalam ajang Bali Green Economy Forum yang digelar pada Jumat (24/10).
Selain itu, dua debitur binaan BPD Bali turut mendapat penghargaan sebagai UMKM berprestasi ekspor di sektor kakao, yakni Ni Made Candra Citra Sari asal Kecamatan Kediri dan Ni Made Sri Ariesta Dewi dari Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Dalam keterangan resminya, Sudharma menuturkan bahwa BPD Bali kini memprioritaskan penerapan ekonomi hijau dalam penyaluran pembiayaan. Ia menyebut, banknya telah menerima insentif Giro Wajib Minimum (GWM) dari BI sebesar hampir 0,5 persen untuk mendukung industri ramah lingkungan. Insentif tersebut dimanfaatkan untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM dengan suku bunga lebih rendah.
Sudharma menjelaskan bahwa komitmen terhadap ekonomi hijau bukan hanya bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga memastikan keberlanjutan lingkungan. Langkah ini mencakup dukungan terhadap pembiayaan sektor-sektor ramah lingkungan seperti kendaraan listrik dan penggunaan panel surya.
Ia juga menegaskan bahwa penerapan ekonomi hijau merupakan bagian dari regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang keuangan berkelanjutan, termasuk kewajiban bagi bank untuk melakukan stress testing terhadap risiko iklim (climate risk).
Sudharma menambahkan bahwa UMKM tetap menjadi sektor prioritas BPD Bali karena berperan penting dalam menopang ekonomi Bali yang erat kaitannya dengan pariwisata. Bank tersebut berkomitmen menjaga porsi pembiayaan UMKM di atas 50 persen dari total kredit.
Sementara itu, Erwin Soeriadimadja menyoroti pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2025 yang mencapai 5,95 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Namun, ia mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
“Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus mampu memberi manfaat jangka panjang bagi kehidupan masyarakat,” ujar Erwin.
Ia menekankan tiga arah strategis pembangunan Bali, yaitu menjaga keberlanjutan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengembangkan pariwisata yang selaras dengan alam. Melalui Bali Green Economy Forum, Erwin berharap kolaborasi lintas sektor dapat memperkuat implementasi ekonomi hijau berlandaskan nilai Tri Hita Karana.
Selain forum tersebut, kegiatan juga dirangkaikan dengan Festival Kopi Hijau dan Ekspor pada 24–26 Oktober 2025, yang diikuti oleh sejumlah pelaku usaha lokal termasuk Malen Kopi, nasabah BPD Bali Cabang Bangli. (pr)






Discussion about this post