BALIPUSTAKANEWS – Realme Band resmi hadir di pasar Indonesia pada akhir April lalu. Ia menjadi perangkat Artificial Intelligence dan Internet of Things (AIoT) kedua Realme di Indonesia setelah Realme Buds Air.
Dengan banderol harga Rp 399 ribu, Realme Band berhadapan dengan beberapa smartand kompetitor dari perusahaan Tiongkok lainnya, sebut saja Xiaomi dan Honor. Setelah kurang lebih menggunakan Realme Band selama tiga pekan, berikut ini ulasan Tekno Liputan6.com.
Dari segi desain, tidak ada yang istimewa dari Realme Band. Ia tampak seperti kebanyakan smartband pada umumnya. Namun, bentang layar dengan dukungan 65.000 warna itu memang cukup besar, yaitu 0,96 inci atau setara hampir 2,5 cm, yang dilengkapi satu tombol kapasitif.
Tali (strap) smartband dengan bobot 20 gram ini berbahan plastik yang lumayan fleksibel dan terasa nyaman di pergelangan tangan. Unit Realme Band yang diulas di artikel ini berwarna hitam, tetapi sebetulnya perusahaan menargetkan untuk merilis smartband itu dengan tiga pilihan warna, yaitu hitam, hijau, dan kuning.
Dukung 9 Jenis Olahraga
Salah satu kegunaan umum smartband adalah untuk mendukung aktivitas olahraga. Untuk aspek ini, Realme Band mendukung 9 jenis olahraga: yoga, berlari, spinning, cricket, berjalan, olahraga kebugaran (fitness), hiking, climbing, dan bersepeda.
Nah, untuk memaksimalkan kegunaan ini, Realme Band telah mengantongi sertifikasi IP68. Dengan sertifikasi ini, smartband ini akan terlindungi dari kotoran, debu, pasir, bahkan tahan di dalam air.
Secara teoretis, smartband ini seharusnya akan mampu bertahan di dalam air hingga setengah jam di kedalaman sampai satu setengah meter. Namun tentu, sebaiknya pengguna tidak terlalu sering atau menyengajakan diri membawa Realme Band ke dalam air sebab smartband ini tidak mendukung olahraga berenang.
Kalau sekadar cipratan air, saya bisa mengonfirmasi bahwa Realme Band akan tahan cipratan air karena saya cukup sering mengenakan smartband ini ketika berwudu dan hingga saat ini ia baik-baik saja dan berfungsi sebagaimana mestinya. Namun satu hal yang mesti dipastikan, strap yang menutup female USB port mesti terpasang rapat untuk menghindari air masuk ke sistem pengisian daya.
Sensor Photoplethysmography
Sekarang kita bahas sensor pengukur detak jantung di Realme Band, yakni PPG atau Photoplethysmography. Sensor ini disebut memiliki akurasi cukup tinggi untuk menghitung detak jantung. Ia bekerja dengan cara memanfaatkan sumber cahaya dan photodetector pada permukaan kulit untuk mengukur variasi volumetrik sirkulasi darah.
Fitur pengukuran detak jantung dapat kamu temukan langsung di Realme Band secara default. Ketika antarmuka pengguna smartband ini menampilkan ikon hati berwarna merah muda, saat itulah fitur pengukuran detak jantung berfungsi.
Menurut pengalaman, pengukuran detak jantung di Realme Band relatif cepat. Tak perlu menunggu hingga satu menit, smartband ini akan menampilkan angka berapa detak jantung per menit (BPM, beats per minute).
Kuat dugaan, sensor ini membaca detak jantung dalam beberapa detik pertama, lalu melakukan kalkulasi dengan asumsi detak jantung itu berlangsung konstan dalam satu menit ke depan.
Namun, ketika ada perubahan pergerakan tangan atau pergelangan tangan, angka detak jantung per menit itu otomatis meningkat. Berapa peningkatannya, tergantung pada seberapa signifikan perubahan pergerakan tangan atau pergelangan tangan.
Baterai dan mekanisme pengisian daya
Sumber daya smartband ini ialah baterai berkapasitas 90mAh. Untuk pengisian daya, Realme telah selangkah lebih maju ketimbang kompetitornya dengan menerapkan mekanisme USB Direct Charge.
Singkat kata, pengguna hanya perlu mencopot sebelah strap yang menutup female USB port dan menyematkannya langsung ke kepala charger dengan male USB port–kepala charger ini sangat lazim untuk smartphone Android.
Aplikasi Realme Link
Layaknya smartband pada umumnya, pengguna dapat menghubungkan Realme Band dengan smartphone berbasis Android melalui aplikasi bernama Realme Link.
Ketika hendak menggunakan aplikasi Realme Link, pengguna perlu melakukan registrasi yang terdiri dari beberapa langkah. Aplikasi ini dapat menampilkan data yang berhasil ditangkap oleh sensor dan menampilkannya lebih terperinci ketimbang data yang tampil di smartband.
Data ini ditampilkan dalam bentuk grafik dan numeral, seperti data total langkah, kalori yang dibakar, jarak berlari atau berjalan, detak jantung tertinggi, detak jantung rata-rata, dan data lainnya.
Ada pula rekap data harian, mingguan, dan bulanan. Melalui aplikasi ini pula pengguna dapat memilih beberapa tampilan antarmuka jam.
Kesimpulan
Setelah pemakaian sekitar tiga pekan, ada dua hal yang sangat saya sukai dari Realme Band, yakni USB Direct Charge dan sertifikasi IP68. Dengan mekanisme USB Direct Charge, pengguna tak perlu repot-repot memasang adapter atau konektor tambahan untuk mengisi daya baterai seperti kebanyakan smartband di pasaran.
Pengalaman saya ketika memakai smartband kompetitor yang pengisian dayanya melibatkan adapter tambahan, saya kadang-kadang lupa menaruh adapter tersebut atau lupa membawanya ketika sedang bepergian untuk jangka waktu lama. Tentu, ini menyebalkan sebab tanpa adapter tambahan itu, saya tidak dapat mengisi daya smartband. Masalah seperti ini tidak akan ditemukan pada pemakaian Realme Band selama ada kepala charger dengan male USB port.
Sertifikasi IP68 juga merupakan poin penting pertimbangan untuk Realme Band. Kamu yang sering bergerak aktif di berbagai kondisi cuaca akan merasakan manfaat dari sertifikasi IP68. Selebihnya, selain USB Direct Chare dan sertifikasi IP68, tak ada fitur-fitur dan spesifikasi lainnya yang menurut saya istimewa.
Discussion about this post