Balipustakanews.com, Gianyar – Sejumlah relawan dari komunitas pecinta lingkungan dan pelaku pariwisata di Bali bersama pemerintah daerah turun langsung membersihkan tumpukan sampah sisa banjir bandang yang masih memenuhi aliran Sungai Campuhan, Batubulan, Gianyar.
Kepala Regional Bali Sungai Watch, Darma Sanjaya, menjelaskan pada Senin (20/10) bahwa kegiatan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak agar bencana serupa tidak kembali terjadi. “Kolaborasi seperti ini penting untuk mencegah banjir berulang,” ujarnya.
Ratusan relawan bekerja bahu-membahu mengangkat sampah yang menyumbat aliran sungai di Banjar Sasih, Gianyar. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembersihan Sungai Watch yang berfokus pada pengendalian limbah di aliran sungai.
Sampah yang dikumpulkan terdiri dari limbah organik berukuran besar seperti kayu dan bambu, serta berbagai jenis plastik seperti botol dan styrofoam. Para relawan masuk ke sungai sedalam sekitar satu meter sambil membawa karung jaring untuk mengumpulkan sampah plastik. Sementara itu, limbah kayu dan bambu ditumpuk di tepi sungai sebelum diangkut ke tempat pengelolaan akhir.
Sampah plastik yang berhasil dikumpulkan akan disortir dan diolah kembali di fasilitas daur ulang milik Sungai Watch di Bali. Darma menambahkan bahwa sampah organik berukuran besar juga harus segera diangkat karena dapat menghambat aliran air dan mempercepat proses pendangkalan sungai.
Wilayah Batubulan sendiri merupakan salah satu area yang terdampak paling parah akibat banjir di Kabupaten Gianyar.
Wakil Ketua Umum Asosiasi General Manager Hotel Indonesia (IHGMA), Yoga Iswara, menyebutkan bahwa ada 11 komunitas pelaku pariwisata yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kami ingin menginspirasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Sejak aksi bersih-bersih dimulai pascabanjir pada 10 September hingga proses pemulihan 17 Oktober, Sungai Watch telah mengumpulkan sekitar 25 ton sampah plastik dari 21 titik pembersihan, belum termasuk sampah kayu dan bambu.
Bencana banjir besar sebelumnya melanda tujuh kabupaten/kota di Bali dan menyebabkan 18 orang meninggal dunia serta empat lainnya masih dinyatakan hilang. (pr)
Discussion about this post