BALIPUSTAKANEWS – Buat kalian yang berumat hindu atau pernah ke Bali pasti gak asing kan dengan kata “Rarapan” ?. Rarapan atau sesajen kecil yang biasanya dihaturkan sepulang dari bepergian atau datang ke suatu tempat.
Rarapan ini biasanya berupa rokok kretek,ketela,ubi,jagung laklak tape,jaje injin atau lainnya. Pada saat ini rarapan yang di hanturkan tersebut bisa bermacam-macam, seperti manisan (permen), snack-snack dan sebagainya. Pokoknya apa saja yang bisa dikonsumsi oleh manusia, itulah yang dijadikan rarapan.
Rarapan ini dihaturkan di tempat-tempat yang diyakini atau dirasakan tenget ada penunggu gaibnya. Bisa di perempatan, di pinggir jalan, di jaba pura, di areal bekerja,yang sering dilalui. Termasuk juga di rumah, kita bisa menghaturkannya di pelinggih penunggun karang.
Jadi dengan demikian rarapan tersebut berupa makanan, minuman atau segala yang dikonsumsi manusia. Rarapan diibaratkan sebagai gagapan/oleh-oleh Artinya kita telah melakukan komunikasi, telah melakukan kerjasama, telah menjalin keharmonisan dalam menjaga alam, dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, Paling tidak keyakinan dan hati nurani kita telah menghubungkannya dengan mahluk alam niskala.
Discussion about this post