“Tiba-tiba muncul ide bikin food plating di IG (Instagram). Tadinya buat seru-seruan aja, seru-seruan dari makanan bungkusan jadi ala fine dining. Terus biar di akun TikTok enggak sepi-sepi amat, karena sudah lama enggak post, iseng aku post di sana, eh enggak tahunya rame,”
Ia mengaku tidak punya ilmu plating makanan. Kreasinya merupakan hasil pengalaman sendiri saat makan di restoran atau melihat acara memasak para chef. “Kalo inspirasi (menata makanan) biasanya aku malah lihat di Google atau acara-acara cooking show itu sih terus aku apply pakai caraku sendiri,” imbuhnya.
Setelah mengubah tampilan banyak makanan jadi lebih estetis, Vicky mengatakan, sejauh ini yang cocok adalah makanan tidak berkuah. Ia mengaku sebenarnya sempat mau menata bakso dengan visual serupa, namun “jadi kurang fine dining.”
“Terus juga kalau lihat masakan chef yang mereka bikin puree atau cream itu kan diputar pake sendok, gampang, sementara aku bikin dari bumbu pecel, itu rada susah karena ada (penjual pecel) yang bikin (bumbu) rada kental, ada yang cair,” Vicky menceritakan.
Namun demikian, Vicky berpendapat bahwa tampilan sajian fine dining sepertinya cocok pada makanan apa pun. “Hanya saja harus dibuat sendiri komponennya supaya lebih pas,” katanya. “Kalau yang aku bikin sekarang ini memang sengaja enggak menambahkan komponen di luar dari makanan yang sudah ada.”
Artinya, misal satu piring makanannya berwarna hitam semua, Vicky tidak menambahkan komponen warna lain untuk menunjang tampilan. “Ceritanya biar lebih challenging dan fun saja,” imbuhnya.
Discussion about this post