Balipustakanews.com, Denpasar – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini atau yang dikenal dengan Putri Koster, mengajak masyarakat untuk menyamakan persepsi dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban setiap individu.
Pernyataan ini disampaikan dalam dialog interaktif bertema Gerakan Bali Bersih Sampah Plastik yang digelar di Radio Elkoga, Denpasar, Kamis (10/4).
Putri Koster menjelaskan bahwa pengelolaan sampah sebaiknya berbasis sumber, di mana setiap individu dan keluarga harus mampu mengelola sampahnya sendiri. Sampah organik bisa diolah di rumah, sementara sampah non-organik dan residu dibawa ke TPS3R.
Ia menambahkan, sampah organik dapat diolah dengan metode teba modern, yaitu lubang khusus untuk pembuangan dan penguraian sampah organik, yang dinilai praktis dan mampu menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.
“Bahkan sampah bekas canang dari Pura sebaiknya dibawa pulang dan dibuang di teba modern sebagai bagian dari tanggung jawab kita terhadap lingkungan,” ujarnya.
Putri Koster juga menekankan peran penting desa adat dan bendesa dalam mendukung sistem pengelolaan sampah berbasis sumber, dengan regulasi dan fasilitas yang sesuai sebagai kunci keberhasilan program.
Sementara itu, Perbekel Desa Punggul, Kadek Sukarma, menegaskan pentingnya aturan desa yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah serta pendekatan personal kepada warga untuk membangun kesadaran kolektif tentang pengelolaan sampah.
Ketua KPID Bali, Agus Astapa, turut mengajak semua elemen masyarakat agar aktif berpartisipasi dalam menciptakan Bali yang bersih dan bebas sampah.
“Kita harus menjadi contoh, terutama di lingkungan terdekat kita,” tutupnya. (wb/pr)






Discussion about this post