Balipustakanews.com, Denpasar – Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), I Nyoman Subanda, membeberkan sejumlah faktor kemenangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Bali. Calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua itu unggul hitung cepat di sejumlah lembaga survei.
Subanda menjelaskan pemilih di Bali memiliki sentimen negatif pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Walhasil, mereka enggan memilih Ganjar-Mahfud Md.
“Sentimen (negatif) terhadap Mega tinggi pengaruhnya dan itu juga terjadi di Bali. Mak banteng, istilah semacam itu, artinya mereka (pemilih) bosan lah dengan Mega,” ujar Subanda, Kamis (15/2).
Faktor lainnya, Subanda melanjutkan, adalah efek ketokohan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo, dan Gibran. Menteri Pertahanan itu sudah memiliki pendukung loyal sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Gibran, menurut Subanda, bisa mencitrakan diri sebagai perwakilan anak muda sebagai cawapres. Walhasil, pemilih muda atau milenial banyak mencoblos wali kota Solo tersebut.
“Faktor Jokowi juga sangat tinggi dan di Bali berpengaruh sekali. Sekarang pemilih muda sudah mulai tidak golput, mereka aktif, dan cenderung ke Gibran,” terangnya.
Subanda menilai, para pemilih juga melihat Prabowo-Gibran dianggap bisa melanjutkan program Jokowi. Para pemilih tidak melihat Prabowo-Gibran dari sisi gimik politik seperti gemoy maupun program pembagian makan siang serta susu gratis.
“Jadi program Jokowi dipandang bagus, yang dilihat bukan (program) membagikan nasi gratis itu, bukan itu,” papar Subanda.
Sebelumnya, menurut hasil hitung cepat Charta Politika Indonesia, Ganjar-Mahfud hanya meraih 39,36 persen suara di Pulau Dewata. Jagoan PDI Perjuangan itu kalah jauh dari raihan suara Prabowo-Gibran yang mencapai 55,91 persen.
Sementara itu, capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) hanya mengantongi 4,74 persen suara di Bali. Perhitungan tersebut sudah berdasarkan suara masuk 100 persen.
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster mengakui target perolehan suara 80 hingga 95 persen untuk Ganjar-Mahfud di Pulau Dewata sudah meleset jauh. “(Target perolehan suara 80 persen) kalau melihat quick count itu ya (meleset jauh),” katanya di Kantor DPD PDI Perjuangan, Rabu (14/2).
Koster sebelumnya menargetkan Ganjar-Mahfud bisa meraup suara 95 persen di Bali. Namun, Koster kemudian menyatakan target untuk Ganjar-Mahfud di Bali menjadi 80 persen saat hari pencoblosan.
PDIP juga merupakan partai pemenang di Bali selama beberapa tahun terakhir. Sehingga Pulau Dewata kerap dijuluki sebagai kandang banteng. Bahkan, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh 92 persen suara, 2.351.057 suara, di Bali saat bertarung dengan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. (PR/DTK)
Discussion about this post