BALIPUSTAKANEWS, DENPASAR – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster menjadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Denpasar Siang yang disiarkan secara langsung oleh RRI Denpasar dengan tajuk “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, Pemajuan Seni Budaya Bali”, bertempat di Studio RRI Denpasar, Denpasar, pada Senin (6/3/2023).
Bersama dengan Koordinator Kelompok Ahli Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S. dan Drs. Gede Nala Antara, M.Hum, Ny. Putri Koster mensosialisasikan berbagai kebijakan dan pembangunan yang dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster yang terangkum dalam 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru. Menurut wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu, TP PKK Provinsi Bali yang dipimpinnya mempunyai dua program utama, yakni Sosialisasi dan Aksi Sosial.
Sosialisasi bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pembangunan dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali, sementara aksi sosial bertujuan untuk menyentuh dan membantu langsung masyarakat terdampak.
“Salah satunya ya ini, saya hadir bersama pakar langsung di sini untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan yang sudah, sedang dan dalam proses percepatan penyelesaian yang dilakukan oleh Gubernur Bali,” jelasnya dalam acara yang dipandu oleh Paul Suardi.
Menurutnya, meskipun pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia tak terkecuali Bali selama dua tahun, namun berbagai program berhasil dituntaskan tepat sasaran bahkan ada yang lebih cepat dari yang ditargetkan. “Karena selain memutuskan program, Gubernur juga mempunyai fungsi kontrol mengawal program-program tersebut. Dan Gubernur Koster sangat cemat mengawal program-program tersebut,” imbuhnya.
Berbagai kebijakan yang berhasil dituntaskan yaitu di bidang budaya, ekonomi, pembangunan dan juga infrastruktur. Bahkan Bunda Putri juga menambahkan, berbagai program tersebut telah dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat, pelaku pariwisata hingga UKM/UMKM kita.
Contohnya, di bidang kebudayaan Gubernur Koster telah menelurkan kebijakan yang cemerlang seperti penggunaan aksara Bali di semua bidang dan tempat publik, penggunaan busana adat Bali yang tidak hanya menaikkan citra kita sebagai masyarakat Bali, namun juga membantu omset para pengrajin IKM/UMKM, ditambah dengan PKB dan Festival Bali Jani yang digandrungi oleh anak muda.
Sementara di bidang ekonomi, Gubernur Bali bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) berhasil memasukkan berbagai produk-produk lokal Bali hingga dipakai oleh sektor industri di Bali, sehingga menaikkan kesejahteraan para petani. Ditambah lagi dengan sudah diakuinya arak Bali sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2022 oleh Mendikbud Ristek tahun 2022, juga telah berhasil menaikkan taraf kehidupan masyarakat Bali, terutama para pengrajin Arak. Di bidang pembangunan telah banyak yang dituntaskan oleh Gubernur Koster, seperti pembangunan Pusat Kesenian Bali, berbagai Shortcut hingga penataan Kawasan Suci Besakih sebagai bukti kerja nyata Gubernur Wayan Koster dalam masa kerjanya yang hampir lima tahun ini.
“Gubernur Wayan Koster selalu bekerja dengan pertimbangan sakala dan niskala, sehingga segala sesuatu programnya selalu disentuh oleh kearifan lokal Bali. Karena bagaimanapun Bapak Gubernur tidak ingin melupakan jati diri kita sebagai orang Bali, sehingga kearifan lokal kita berhasil dimasukkan ke ranah global,” tandasnya, sembari mengatakan bahwa Gubernur Koster tidak hanya pemimpin yang cerdas dan pekerja keras, namun juga mau merangkul putra-putri terbaik Bali bersama-sama mebangun Bali.
Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Pokli Pembangunan Provinsi Bali Prof Damriyasa, bahwa pembangunan Bali yang meliputi alam dan manusianya berhasil di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster. Di bidang fisik bisa dilihat dari berbagai pembangunan dan akselerasi pembangunan yang dituntaskan oleh Gubernur Wayan Koster bersama dengan Wakil Gubernur Cok Ace. “Seperti yang sudah dijelaskan oleh Bunda Putri berbagai shortcut, pelabuhan, hingga penataan Kawasan Suci Besakih. Semua pembangunan itu benar-benar dirasakan langsung tidak hanya oleh masyarakat Bali namun juga oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa pembangunan Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster dengan visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali selalu berbasis kearifan lokal. Karena menurut pemikiran Gubernur Koster Bali harus membangun wilayahnya sesuai dengan apa yang dimiliki. Jika tidak maka pulau Bali akan bergantung dengan pihak luar, dan itu tidak sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno, yaitu Berdikari di bidang Ekonomi, Berdaulat Secara Politik dan Berkepribadian Kebudayaan.
Sementara Prof. Nala juga menyampaikan apresiasi terhadap program Gubernur Wayan Koster yang telah memuliakan adat, tradisi serta kebudayaan Bali. Salah satunya yaitu penggunaan aksara Bali di berbagai aspek dan juga di ruang publik. Ia menuturkan, ini merupakan salah satu kerinduannya sejak dulu, jika aksara Bali bisa mendapat tempat yang layak di Bali, dan Gubernur Koster telah berhasil memuliakannya.
“Saya dulu sempat iri dengan teman-teman saya dari China dan Jepang yang mengetik di laptop mereka dengan menggunakan keyboard aksara mereka. Dan di periode ini akhirnya saya melihat kita bisa mengetik dengan keyboard berbahasa Bali,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi penggunaan pakaian adat Bali yang minimal dikenakan selama enam kali dalam sebulan. Hal itu tidak hanya bisa mencerminkan masyarakat Bali yang berkarakter dan berbudaya, namun juga telah menghidupkan ekonomi para pengrajin, IKM dan UMKM Bali.
Discussion about this post