Balipustakanews.com, Tabanan – Dunia pendidikan di Kabupaten Tabanan kembali dihebohkan oleh dugaan tindakan tidak pantas yang dilakukan seorang pembina Pramuka di salah satu SMP swasta. Oknum guru berinisial I Gde Putu AEWP itu diduga mengirim video bermuatan pornografi bernuansa gay kepada sejumlah siswa laki-laki melalui pesan WhatsApp dan Messenger.
Perilaku tak senonoh guru tidak tetap yang mengajar ekstrakurikuler Pramuka ini membuat geger pihak sekolah dan para orang tua siswa. Kasus tersebut terungkap setelah salah satu korban melapor kepada wali kelasnya. Laporan pun segera diteruskan ke Dinas Pendidikan Tabanan, dan guru bersangkutan langsung diberhentikan dari tugasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tindakan tersebut tidak hanya menyasar satu siswa, melainkan tiga siswa laki-laki. Diduga, perilaku ini telah berlangsung sejak tahun 2024. Dari hasil investigasi Dinas Pendidikan Tabanan, diketahui bahwa oknum guru itu juga mengajar Pramuka di tingkat SD dan mengakui telah mengirim video serupa kepada siswa di sana.
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Gusti Ngurah Darma Utama, membenarkan laporan tersebut. “Laporannya kami terima pada 14 Oktober dan langsung kami tindaklanjuti dengan investigasi,” ujarnya, Kamis (16/10). Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku mengakui perbuatannya dan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan mengajar. Langkah ini diambil agar kasus serupa tidak meluas ke sekolah lain.
Darma Utama menegaskan bahwa oknum tersebut bukan pembina resmi yang ditunjuk oleh dinas, melainkan ditugaskan langsung oleh pihak sekolah. Ia juga meminta agar sekolah memberikan pendampingan psikologis kepada para korban dan memperkuat edukasi literasi digital, termasuk pemahaman tentang penggunaan media sosial yang aman dan UU ITE.
Sementara itu, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Tabanan, I Gede Susila, menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengecam keras dugaan tindakan tersebut. “Perbuatan ini tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur Pramuka,” tegasnya. Ia berkomitmen untuk memperketat sistem pembinaan dan memastikan hanya pembina berintegritas tinggi yang mendampingi para peserta didik. (pr)
Discussion about this post