BALIPUSTAKANEWS – Selain keindahan alam dan kuliner yang khas, masyarakat Bali atau khusus nya masyarakat yang beragama hindu memiliki berbagai upacara. Salah Satu Nelu Bulanin, Upacara Nelu Bulanin dilaksanakan oleh masyarakat Bali ketika bayi sudah berusia 3 bulan atau sekitar 105 hari.
Perhitungan umur tiga bulan tersebut dilakukan bukan berdasarkan kalender nasional. Masyarakat Bali melaksanakan Upacara Nelu Bulanan untuk bayi dengan memperhitungkan usia si kecil berdasarkan kalender tradisional, yang masing-masing bulan berdurasi selama 35 hari.
Tujuan Pelaksanaan Upacara Nelu Bulanin di Bali
Seperti yang telah diungkapkan, tujuan utama dari pelaksanaan Upacara Nelu Bulanin adalah sebagai sarana penyucian bayi. Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa bayi yang berusia tiga bulan mengalami proses penting dalam hidupnya. Pada usia ini, si kecil akan mulai bisa merasakan panca indera yang dimilikinya. Momen awal bayi aktifnya panca indera, berpengaruh pada tingkat kesucian roh atau atman si kecil.
Bayi yang belum menjalani proses Upacara Nelu Bulanin dianggap masih dalam kondisi cuntaka atau belum suci. Karena masih berstatus cuntaka, bayi yang belum menjalani Upacara Nelu Bulanin, tidak diperbolehkan untuk dibawa ke pura. Pada momen yang sama, bayi tiga bulan juga mulai dibiasakan untuk menginjak tanah. Pada momen yang sama, orang tua juga memberi nama untuk bayi tersebut.
Pelaksanaan Upacara Nelu Bulanin juga memiliki makna penting selain sebagai sarana penyucian. Upacara ini juga menjadi wujud rasa terima kasih yang dilakukan oleh orang tua kepada Ida Hyang Widhi Wasa. Upacara pemotongan rambut yang disebut dengan upacara ngutangin bok juga sudah dapat dilaksanakan ketika Nelu Bulanin selesai.
Discussion about this post