Balipustakanews.com, Denpasar – Sebanyak sembilan kabupaten/kota di Bali memeriahkan pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 dengan menampilkan beragam tarian dan pertunjukan seni. Pawai berlangsung di Jalan Raya Puputan, tepatnya di depan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, pada Sabtu (21/6).
Kabupaten Karangasem membuka pawai dengan menampilkan kreasi rarejangan yang terinspirasi dari Rejang Kuningan. Desa Adat Culik menampilkan tradisi Dangdul yang diiringi gamelan serta atraksi bertema Jempana Masolah.
Berikutnya, Jembrana tampil kedua dengan membawakan kreasi tarian Pajogedan khas Desa Pendem, diiringi gamelan Berko. Mereka juga memperlihatkan busana adat dan atraksi bertema Jimbarwana.
Penampilan ketiga dari Buleleng menampilkan tarian yang terinspirasi dari Deeng Buleleng serta mempersembahkan tradisi Sabha Malunin dari Desa Adat Pedawa. Tradisi tajen juga dipentaskan dalam rangkaian ini.
Bangli menjadi peserta keempat yang menghadirkan pertunjukan dari Desa Adat Sukawanan. Tarian Barong Brutuk dan budaya tajen ditampilkan di hadapan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan para undangan. Tema utama mereka berjudul Jaya Pangus Anglanglang Mandala Nirwana.
Selanjutnya, Klungkung tampil kelima dengan tarian bebarisan yang terinspirasi dari Tari Baris Oncer Gana. Mereka juga menampilkan fragmentari Manunggaling Kaula Gusti dari Desa Adat Klungkung yang mengisahkan kejayaan Ida Dalem Waturenggong. Selain itu, pertunjukan Rudat dari Kampung Gelgel yang menggambarkan barisan prajurit Muslim juga turut dipersembahkan.
Tabanan tampil keenam dengan tarian bebarisan yang diadaptasi dari Baris Memedi atau Katujeng. Desa Adat Wongaya Gede membawa tema Subak yang disertai Tari Sanghyang Sampat dan iringan gamelan besar.
Gianyar sebagai peserta ketujuh menampilkan tarian kreasi Palegongan. Desa Adat Singkerta menghadirkan atraksi Siat Sambuk yang diiringi gamelan khas Gianyar.
Denpasar tampil sebagai peserta kedelapan dengan sajian tarian Patopengan yang terinspirasi dari berbagai topeng tradisional khas Denpasar. Desa Adat Kesiman menampilkan atraksi bertema Ngerebong.
Penampil terakhir adalah Kabupaten Badung yang mempersembahkan pertunjukan seni Perang Untek: Pusaka Agraris Desa Kiadan Kabupaten Badung, diiringi gamelan barungan Bali. Uniknya, Badung melibatkan warga negara asing dalam atraksinya. Para WNA tersebut memainkan alat musik tradisional Bali seperti suling dan gamelan lengkap sambil mengenakan busana adat Bali, mencerminkan semangat keterbukaan dan toleransi tanpa memandang asal-usul, suku, maupun agama. (dtk/pr)
Discussion about this post