Balipustakanews.com, Denpasar – Duta Program Strategis Bali Pengolahan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Palemahan Kedas (PADAS), Ny. Putri Koster, menegaskan pentingnya pemisahan sampah sejak dari hulu sebagai solusi berkelanjutan mengatasi permasalahan sampah di Bali. Hal itu disampaikannya dalam rapat Tim Percepatan PSBS di Ruang Rapat Sad Kerthi, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Denpasar, Kamis (2/10).
Menurutnya, kepala desa memegang peran sentral sebagai “komandan” dalam menggerakkan masyarakat. “Sebagai duta aksi, tugas saya melakukan sosialisasi. Kepala desa lah yang mengorganisir warganya, termasuk pura, pasar, dan sekolah, agar bisa mengelola sampah dengan benar,” ujarnya.
Ia menekankan dua langkah pokok: pemisahan sampah organik dan anorganik. Di wilayah perkotaan, pengolahan organik dapat dilakukan dengan teba modern atau komposter, sementara desa masih bisa memanfaatkan teba tradisional. Sampah organik basah juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan anorganik menjadi tanggung jawab pemerintah melalui fasilitas TPS3R.
“Masyarakat cukup memisahkan sampah di rumah. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi lewat TPS3R yang menerima sampah 3R (reuse, recycle, residu), dan sisanya ditangani TPST,” jelasnya.
Putri Koster juga mengingatkan agar teknologi pengolahan residu dipilih dengan hati-hati. Ia mencontohkan polemik insinerator yang masih menuai perdebatan. “Kita tidak ingin terburu-buru demi target, lalu justru menghadirkan masalah baru. Teknologi harus benar-benar tepat guna,” tambahnya.
Koordinator Percepatan PSBS, Luh Riniti, menekankan prinsip utama adalah mengurangi sampah dari hulu. “Yang ditutup bukan TPA, melainkan sistem open dumping yang diganti dengan controlled landfill. Saat ini sembilan kabupaten/kota di Bali sudah bergerak ke arah itu. Kuncinya ada pada pemisahan dari sumber,” katanya.
Putri Koster pun menargetkan pada 2026 sosialisasi dan sidak lapangan akan semakin diperkuat, sehingga pada 2030 masyarakat Bali benar-benar memiliki pola baru dalam mengelola sampah. “Gerakan Bali Bersih adalah gerakan bersama. Jika sistem ini konsisten dijalankan, Bali bisa menjadi provinsi pertama di Indonesia yang terbebas dari masalah sampah,” pungkasnya. (hmsprv/pr)
Discussion about this post