• Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Profile
  • Pedoman Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Sabtu, Juni 28, 2025
Balipustakanews
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review
No Result
View All Result
Balipustakanews
Home Seni & Budaya

Makna Filsafat DiBalik Budaya Di Hari Raya Saraswati

reda/cy by reda/cy
Agustus 28, 2021
in Seni & Budaya
Makna Filsafat DiBalik Budaya Di Hari Raya Saraswati
Share Share Share

ArtikelTerhubung

Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali

Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali

Juni 26, 2025
Meriahkan PKB 2025, Ini Deretan Tarian Daerah yang Dipentaskan dalam Pawai

Meriahkan PKB 2025, Ini Deretan Tarian Daerah yang Dipentaskan dalam Pawai

Juni 21, 2025
BALIPUSTAKANEWS – Hari Raya Saraswati merupakan salah satu perayaan besar bagi Umat Agama Hindu yang biasa dilaksanakan pada Saniscara (Sabtu) Umanis Watugunung. Menurut kepercayaan Umat Hindu , Hari Raya Saraswati merupakan salah satu hari dimana  merayakan turunnya ilmu pengetahuan yang dilambangkan oleh Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.
Di hari ini, para umat Hindu akan melakukan persembahyangan dan menghaturkan banten di atas tumpukan sumber kesusastraan, seperti buku  dan lontar. Penghaturan banten di atas tumpukan buku ini menyebabkan buku-buku tersebut tak bisa dibaca, yang menimbulkan budaya atau mitos ‘tak boleh membaca saat Hari Saraswati’.
Di satu sisi, memang benar budaya ini terjadi karena buku-buku tersebut sedang diperlakukan sakral sehingga tak boleh ‘diganggu’ pada hari turunnya ilmu pengetahuan. Di hari suci ini, Dewi Saraswati yang menjadi dewi ilmu pengetahuan malinggih di sumber-sumber sastra tersebut. Namun di balik itu, ada juga makna filsafat yang lebih mendalam yang menjelaskan budaya ini.
Sakral
Yang pertama, dilihat dari sisi sejarah Hindu, umat Hindu pada zaman dahulu tak sembarangan boleh dan bisa memahami bacaan lontar atau Weda yang menjadi kitab suci agama Hindu. Pemahaman terhadap teks kesusastraan hanya  terbatas pada masyarakat yang terpelajar. Maka, masyarakat biasa yang tak bisa atau boleh membacanya, menganggap buku atau lontar kesusastraan sebagai barang yang sakral.
“Tak seperti sekarang, kita selesai membaca buku langsung ditaruh sembarangan. Bayangkan orang zaman dulu yang tak bisa membaca, mereka menganggap lontar adalah barang sakral yang tak bisa diperlakukan sembarangan. Maka dari itu, di Hari Saraswati ini kita memperlakukan buku sebagai barang sakral,” ujar Dr Putu Sabda Jayendra SPdH MPdH, dosen agama Hindu Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional.
Page 1 of 2
12Next
Tags: Seni Budaya
ShareSendTweet
Next Post
Koster Bangun sekolah baru SMA N 2 Kuta Utara di Kerobokan Badung

Koster Bangun sekolah baru SMA N 2 Kuta Utara di Kerobokan Badung

Discussion about this post

Bali Tiru Pembangunan MRT Jakarta, Apakah Bisa Atasi Kemacetan?
Bali

Bali Tiru Pembangunan MRT Jakarta, Apakah Bisa Atasi Kemacetan?

by reda/cy
Juni 27, 2025
0

Balipustakanews.com, Denpasar - Rencana pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) di Bali menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Tak sedikit...

Read more
Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali
Badung

Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali

Juni 26, 2025
Tajen Diusulkan Legal, Polda Bali Tetap Komitmen Berantas Perjudian
Bali

Tajen Diusulkan Legal, Polda Bali Tetap Komitmen Berantas Perjudian

Juni 25, 2025
Balipustakanews

Berita Online Bali Terkini & Terpercaya Berita Ekonomi, Bisnis, Wisata, Budaya Bali, Politik, Teknologi, Hukum, Kriminal, Pendidikan di Bali, Nasional & Dunia

Follow Us

Kategori Berita

  • Apps
  • Arak Bali
  • Automotive
  • Badung
  • Bahan Pokok
  • Bali
  • Bangli
  • Bawaslu badung
  • Bisnis
  • Buleleng
  • COK ACE
  • Covid 19
  • Denpasar
  • Edukasi
  • Ekbis
  • Fashion
  • FIFA-U20
  • Film
  • Gadget
  • Gaming
  • Gianyar
  • Gubernur Bali
  • Hari Pahlawan
  • Health
  • Health
  • Hiburan
  • Hukrim
  • I Gusti Ngurah Rai
  • Investasi dan Perekonomian Bali
  • Jakarta
  • Jembrana
  • Jepang
  • Karangasem
  • Kawasan Pura Besakih
  • KBLBB
  • KDRT
  • Kebakaran TPA
  • Kios Pedagang
  • Klungkung
  • Kuliner
  • Lifestyle
  • Liga Kampung
  • Mangupura
  • Margarana
  • Medan
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Ngayah
  • Ny putri koster
  • Opini
  • Pahlawan
  • Paritrana Award 2023
  • Pemilu
  • Pemilu 2024
  • Pemprov Bali
  • Penanganan Sampah
  • Pendidikan
  • Pengolahan Sampah
  • Perda Provinsi Bali
  • Perkemahan Pramuka
  • Perlindungan Anak
  • Pilpres 2024
  • Pj Gubernur Bali
  • Politik
  • Posyandu
  • Pramuka
  • Presiden RI
  • Program Pengelolaan sampah berbasis sumber
  • Pulau Samosir
  • Pura Agung Besakih
  • Review
  • Seksologi
  • Seni & Budaya
  • senimam
  • SP4M-LAPOR
  • Sports
  • Startup
  • Stunting
  • Tabanan
  • Teknologi
  • TP PKK
  • Travel
  • U – 20
  • UMKM
  • Warisan Leluhur
  • World
  • Zodiak

Berita Terbaru

Bali Tiru Pembangunan MRT Jakarta, Apakah Bisa Atasi Kemacetan?

Bali Tiru Pembangunan MRT Jakarta, Apakah Bisa Atasi Kemacetan?

Juni 27, 2025
Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali

Seniman Muda dari Badung Suguhkan Arja Klasik di Pesta Kesenian Bali

Juni 26, 2025
Tajen Diusulkan Legal, Polda Bali Tetap Komitmen Berantas Perjudian

Tajen Diusulkan Legal, Polda Bali Tetap Komitmen Berantas Perjudian

Juni 25, 2025
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Profile
  • Pedoman Siber
  • Redaksi
  • Kontak

© 2020 Balipustakanews - Berita Bali Terkini & Terpercaya

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Bali
  • Teknologi
  • Ekbis
  • Health
  • Hiburan
  • Seni & Budaya
  • Lifestyle
  • Seksologi
  • Zodiak
  • Opini
  • Review

© 2020 Balipustakanews - Berita Bali Terkini & Terpercaya