“Asap di Beirut akan menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk sampai asap menghilang secara alami, yang dapat memakan waktu beberapa hari tergantung pada kondisi setempat dan cuaca,” ujar Gabriel. Sementara itu, menurut American Lung Association sebagaimana dikutip dari Newsweek, efek paparan nitrogen oksida yakni dapat menimbulkan peradangan pada saluran udara paru-paru.
Di antaranya adalah batuk, mengi (suara siulan bernada tinggi yang muncul saat bernapas), berkurangnya fungsi paru-paru, hingga serangan asma. Nitrogen oksida umumnya dihasilkan saat bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, hingga solar terbakar pada suhu tinggi, yang juga kerap muncul dalam asap kendaraan bermotor. Gas ini juga dikaitkan dengan masalah kardiovaskular, berat badan rendah pada bayi yang baru lahir dan risiko kematian dini tinggi. Selanjutnya, amonia yang dapat muncul dari ledakan amonium nitrat, merupakan gas korosif yang bisa merusak sel-sel tubuh. Pada kadar yang tinggi, amonia di udara dapat menyebabkan mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan seseorang terbakar. Zat amonia juga dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan paru-paru, hingga kematian. Dalam kadar rendah, jika terhirup, amonia juga dapat menyebabkan batuk serta iritasi pada hidung dan tenggorokan. Sementara itu, untuk karbon dioksida yang juga berpotensi terlepas ke udara saat ledakan amonium nitrat terjadi, apabila terhirup dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala.
Discussion about this post