Balipustakanews.com, Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan selamat kepada Agus Gede Hendrayana Hermawan yang resmi menjabat sebagai Kepala BPS Provinsi Bali, setelah sebelumnya bertugas sebagai Kepala Biro Umum BPS RI. Prosesi pengukuhan dilakukan oleh Gubernur Koster di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, pada Kamis (17/4), dan turut dihadiri Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menekankan pentingnya kerja berbasis data dalam mendukung pembangunan yang berlandaskan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali.” Ia mengajak seluruh elemen untuk bersinergi dalam membangun Bali yang aman, damai, dan sejahtera. Menurutnya, kebijakan yang tepat hanya bisa lahir dari data yang valid dan aturan yang jelas.
Lebih lanjut, Koster menyampaikan rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk mengusulkan pelaksanaan sensus kebudayaan kepada BPS Pusat, dengan pelaksanaan teknis oleh BPS Provinsi Bali. Hal ini sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat. Ia menegaskan bahwa Bali memiliki kekayaan budaya yang unik dan berbeda dari daerah lain, yang tersebar di sekitar 1.500 desa adat. Oleh karena itu, diperlukan sensus untuk memetakan dan melestarikan keberagaman budaya, adat, dan seni Bali.
Sensus budaya ini akan dibiayai dari APBD dan bertujuan mengatur dan menjaga keberagaman budaya—baik yang bersifat lokal, spesifik satuan, maupun yang menyeluruh—guna mendukung kedaulatan pangan serta keberlanjutan ekosistem Bali.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, mengapresiasi inisiatif Bali sebagai provinsi pertama yang secara resmi mengajukan pelaksanaan sensus budaya di lapangan. Menurutnya, langkah ini sangat penting karena Bali merupakan daerah yang dikenal dunia dengan warisan budaya, adat, dan seninya yang khas dan menjadi magnet pariwisata.
Ia juga menyoroti bahwa kerja sama BPS dengan Pemprov Bali akan memperkuat pembuatan kebijakan berbasis data, yang relevan dengan tantangan masa depan.
Dalam kesempatan yang sama, Amalia menyampaikan data terbaru terkait angka kemiskinan di Bali. Kabupaten Buleleng—daerah asal Gubernur Koster—tercatat memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Bali, yaitu 36,55%, diikuti Karangasem (27,76%) dan Kota Denpasar (27,27%).
Menanggapi hal itu, Gubernur Koster menyatakan akan segera mengoordinasikan langkah penanganan intensif bersama dinas terkait agar masyarakat yang terdampak kemiskinan tidak terabaikan. Ia menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan tetap menjadi prioritas utama pemerintah daerah. (kb/pr)
Discussion about this post