Balipustakanews.com, Denpasar – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memberikan jalan keluar bagi pedagang thrifting agar bisa naik kelas lewat kemitraan dengan pengusaha lokal yang sudah mapan. Langkah ini diambil agar pelaku usaha baju bekas bisa bertransformasi menuju bisnis yang berbasis produk dalam negeri.
Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza menjelaskan, pemerintah berkomitmen membantu pedagang thrifting agar tidak sekadar bertahan, tapi juga berkembang dengan model usaha yang lebih sehat. “Deputi saya sudah ketemu dengan beberapa pedagang thrifting. Kami fasilitasi dengan cara memitrakan mereka dengan pengusaha-pengusaha yang sudah established,” kata Helvi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, Kamis (6/11/2025).
Ia menyebutkan, sebagian pedagang kini sudah mulai menambah porsi produk lokal di toko mereka. “Ada yang 20 persen produk lokal dan 80 persen thrifting, ada yang 30-70, bahkan 60-40. Harapan kami, ke depan proporsinya dibalik, jadi 60 persen lokal dan 40 persen thrifting,” ujarnya.
Selain menggandeng pengusaha lokal, pemerintah juga menyiapkan fasilitas relokasi bagi para pedagang yang ingin beralih ke produk dalam negeri sepenuhnya. Program ini diharapkan tidak hanya memperkuat sektor UMKM, tetapi juga menumbuhkan minat masyarakat terhadap produk lokal.
Helvi menegaskan bahwa dukungan terhadap produk lokal harus menjadi gerakan bersama. “Masa kita biarkan produksi Indonesia kalah oleh barang bekas impor? Itu tanggung jawab kita sebagai anak bangsa,” ucapnya.
Pemerintah sendiri sudah menyiapkan dukungan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan 60 persen porsi dana diarahkan ke sektor produksi. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa mengembangkan produk buatan sendiri tanpa harus bergantung pada barang impor.
Menurut Helvi, pendekatan ini bukan sekadar kebijakan ekonomi, tapi juga strategi sosial untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bersama. “Kami ingin mereka tumbuh bersama dengan pengusaha lokal yang sudah mapan,” katanya.
Langkah ini diharapkan bisa mengubah pola usaha thrifting menjadi lebih berkelanjutan, memberi nilai tambah bagi pelaku UMKM, sekaligus memperkuat ekonomi daerah.
Dengan kolaborasi antara pedagang, pengusaha lokal, dan dukungan pemerintah, Helvi optimistis industri UMKM akan semakin tangguh dan berdaya saing, tanpa harus bergantung pada arus barang bekas dari luar negeri. (*/prn)





