Balipustakanews.com, Bangli – Jalan penghubung dua desa di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali, amblas, Rabu malam (10/4). Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPR) Bangli masih mengkaji penyebab pasti kejadian itu.
“Kami melakukan konsultasi informal dengan beberapa ahli dari sejumlah universitas di Bali. Yang jelas secara sederhananya, itu kan terjadi longsor,” sebut Kepala Dinas PUPR Bangli Dewa Widnyana Maya, Jumat (12/4).
Dewa Maya belum berani memastikan apakah kejadian itu merupakan fenomena sinkhole atau runtuhnya permukaan tanah. Menurutnya kondisi tanah di lokasi itu diduga labil karena berada di pinggir jurang.
“Kalau terkait itu (sinkhole), di luar ekspektasi dan keahlian kami. Yang jelas sementara itu terjadi longsoran. Berdasarkan kondisi jalan memang berada di lereng tebing sehingga kontur tanah labil,” ucap Dewa.
Dia menjelaskan, sebagian besar kondisi geografis wilayah Bangli, khususnya di bagian pelosok utara merupakan lembah dan perbukitan. Karena itu potensi longsor sangat tinggi, tentunya jika terjadi cuaca ekstrem.
Untuk perbaikan jalan tersebut, kata Dewa, juga perlu kajian matang karena diperkirakan akan membutuhkan dana yang sangat besar. Rencana untuk mengalihkan alur jalan itu ke lokasi lain/baru pun masih perlu dibahas.
“Pendekatannya lebih luas karena ini menyangkut fasilitas publik. Banyak aspek penentu, tidak saja keuangannya, tapi aspek sosial, keamanannya. Masih perlu serangkaian proses kajian. Kami laporkan ini ke pimpinan,” tukas Dewa.
Diberitakan sebelumnya, jalan amblas ini adalah akses penghubung antara Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, dengan Banjar Malet Gusti, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut. Longsoran akibat hujan deras ini menimbulkan kedalaman sekitar 150 meter dengan panjang sekitar 25 meter.
Camat Susut I Dewa Putu Apriyanta, Kamis (11/4) menyebut jalan amblas terjadi sekitar pukul 18.30 Wita. Warga dan petugas terkait sudah memasang tanda penutup jalan agar tidak ada warga melintas ke sana. Lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalur lain.
“(Kedua desa) tidak sampai terisolasi karena ada jalan lain. Memang kondisi jalan ini berada di pinggir tebing. Penyebabnya ini masih dikaji dinas terkait,” kata Apriyanta. (PR/DTK)
Discussion about this post