Balipustakanews.com, Tabanan – Ribuan keping uang kepeng milik Desa Adat Dadia yang disimpan di Pura Puseh, Banjar Dinas Dadia, Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, dilaporkan hilang.
Polisi kini tengah menyelidiki dugaan pencurian tersebut. Kasi Humas Polres Tabanan, Iptu I Gusti Made Brata, membenarkan adanya laporan terkait peristiwa itu.
Ia menjelaskan, kehilangan tersebut pertama kali diketahui pada Rabu (20/8) sekitar pukul 11.00 WITA ketika pengurus pura tengah mempersiapkan upacara Sri Rambut Sedana. Saat itu, Ni Nyoman Sumia yang merupakan jro mangku istri Pura Puseh, mendapati uang kepeng yang disimpan di gedong pura sudah tidak ada.
Setelah diperiksa bersama kepala desa adat dan prajuru, dipastikan bahwa uang kepeng berupa 1.000 keping yang sudah diikat serta dua ikat tambahan masing-masing berisi 200 keping telah raib. Seluruh uang kepeng tersebut sebelumnya tersimpan dalam sebuah ruangan khusus di dalam Pura Puseh.
Yang janggal, pintu ruang penyimpanan masih dalam keadaan terkunci dan tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan. Namun, kunci ternyata diletakkan begitu saja di samping pintu sehingga mudah dijangkau. Selain itu, tidak ada kamera pengawas di sekitar pura, bahkan pintu utama pura juga tidak pernah dikunci, membuat akses keluar masuk relatif terbuka.
Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 3,5 juta. Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. “Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, kami terus mengumpulkan bukti untuk mengungkap pelaku,” ujar Brata.
Tentang Uang Kepeng
Uang kepeng merupakan koin tradisional yang pernah dipakai di berbagai daerah di Nusantara, terutama pada masa kerajaan hingga kolonial. Koin ini umumnya berbentuk bulat dengan lubang di tengah, terbuat dari logam seperti tembaga atau timah, sehingga bisa dirangkai dengan tali.
Selain digunakan sebagai alat tukar pada masa lalu, uang kepeng juga memiliki makna simbolis, khususnya di Bali. Hingga kini, uang kepeng masih digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan.
Di Indonesia, asal-usul kepeng erat kaitannya dengan perdagangan internasional, terutama pengaruh Tiongkok, Belanda, dan Portugis. Dalam budaya Bali, nilai kepeng biasanya dihitung berdasarkan jumlah koin yang terikat dalam satu rangkaian atau “ikat.” (kmp/pr)
Discussion about this post