BALIPUSTAKANEWS – Kanker kelenjar getah bening atau lebih dikenal dengan limfoma adalah kanker yang terjadi pada sistem limfatik, yaitu bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sistem limfatik sendiri meliputi kelenjar getah bening, limfa, kelenjar timus, dan sumsum tulang. Limfoma dapat berkembang pada semua area sistem limfatik serta menyebar ke organ lain di seluruh tubuh.
Di mana saja letak kelenjar tersebut? Sebenarnya, ada di beberapa tempat, seperti leher, selangkangan, dan juga ketiak. Ini merupakan kanker yang terbanyak dialami orang usia muda, yakni sekitar 20-30 tahun.
Angka harapan sembuh dari kanker kelenjar getah bening cukup besar bila tak terlambat diketahui. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai tanda dan gejalanya sejak dini.
Ada banyak jenis kanker kelenjar getah bening, tetapi yang paling umum adalah limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Pengobatan limfoma akan didasarkan pada jenis limfoma dan tingkat keparahannya. Pengobatan limfoma biasanya, meliputi kemoterapi, obat-obatan imunoterapi, terapi radiasi, dan transplantasi sumsum tulang atau kombinasi dari semuanya.
Penyebab Kanker Getah Bening
Kanker getah bening muncul ketika jumlah sel-sel limfosit di kelenjar getah bening bertambah dengan cepat dan menjadi ganas. Hal ini membuat jumlah sel getah bening menjadi terlalu banyak hingga menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.
Sejauh ini, alasan mengapa sel limfosit bisa berkembang menjadi ganas belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan data dari berbagai riset kesehatan, ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena penyakit ini.
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker getah bening:
Kanker getah bening Hodgkin
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya kanker getah bening Hodgkin meliputi:
- Berusia antara 20-40 tahun atau di atas 55 tahun.
- Berjenis kelamin laki-laki.
- Memiliki keluarga kandung yang terdiagnosis menderita kanker jenis ini.
- Menderita infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang dapat menyebabkan mononukleosis.
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat infeksi HIV atau penggunaan obat penekan sistem kekebalan tubuh.
Discussion about this post