Balipustakanews.com, Jakarta – Indonesia kembali disorot dalam laporan terbaru SEEK, induk perusahaan Jobstreet dan Jobsdb, yang menyebutkan bahwa negara ini menjadi pusat terbesar penipuan lowongan kerja di Asia bahkan salah satu yang terbesar di seluruh Asia Pasifik. Menurut temuan yang dirilis bertepatan dengan International Fraud Awareness Week, Indonesia menyumbang 38% dari seluruh upaya penipuan di Asia Pasifik, serta 62% dari total penipuan lowongan kerja di Asia.
Melalui sistem deteksi penipuannya, SEEK melihat perbedaan pola target di tiap negara sepanjang Juli 2024 hingga Juni 2025. Tren paling menonjol adalah meningkatnya serangan pada pekerjaan tingkat pemula, khususnya bidang Administration & Office Support, yang menyumbang 29% dari lowongan palsu di Asia, angka ini jauh lebih tinggi dibanding Australia dan Selandia Baru yang hanya 17%.
“Kami melihat para penipu ini menjadi semakin canggih dalam menargetkan tiap pasar yang berbeda,” ujar Head of Trust & Safety SEEK, Tom Rhind, dalam keterangannya. Ia menegaskan bahwa pelaku kini menyesuaikan strategi dengan jenis pekerjaan dan industri yang paling rentan. “Mereka menargetkan pekerjaan dan industri di mana para pencari kerja berada di posisi paling rentan,” tambahnya.
Operations Director Indonesia Jobstreet by SEEK, Willem Najoan, menyebut temuan tersebut sebagai sinyal bahaya. “Temuan SEEK yang mengungkap Indonesia sebagai salah satu sasaran penipuan lowongan pekerjaan ini sangat mengkhawatirkan dan mengonfirmasi urgensi yang tinggi. Kita tidak lagi hanya berbicara soal kerugian finansial, tetapi juga risiko keamanan serius di mana job scam telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisasi seperti tindak pidana perdagangan orang,” tegasnya.
Hingga Oktober 2025, SEEK mencatat lima kategori pekerjaan yang paling sering dipalsukan di Indonesia, dengan Administration & Office Support berada di posisi teratas. Banyak penipuan ditemukan dalam iklan untuk admin toko online, admin e-commerce, data entry, serta posisi staf gudang di sektor Manufacturing, Transport & Logistics.
Rhind menambahkan bahwa posisi entry-level merupakan lahan empuk bagi para penipu. “Posisi entry-level seperti Administration & Office Support dan Sales memang sangat rentan. Jika digabungkan, kategori-kategori ini menciptakan kelompok calon korban yang besar sehingga mempermudah para pelaku menebar lowongan palsu yang terlihat meyakinkan,” ujarnya. (prn)


