Meski dimulai saat pandemi, Bayu mengatakan Surabi Duren Bang Kumis justru mengubah nasibnya. Sebelum berbisnis Surabi Duren Bang Kumis, omzet usahanya menurun. Namun, kondisi tersebut terbalik saat ia fokus menjalani bisnis serabi.
“Pada saat itu omzet usaha kami terjun bebas, namun berbanding terbalik ketika kami memutuskan untuk membuka usaha Surabi Duren Bang Kumis yang berfokus pada produknya. Dalam waktu kurang dari 1 tahun kami memenuhi target membuka 4 cabang di Kota Bogor dan sebentar lagi akan membuka 1 outlet di Kabupaten Bogor. Antusiasme para pecinta surabi duren ini membuat kami memutuskan untuk fokus 100% mengembangkan Surabi Duren Bang Kumis,” ungkapnya.
Larisnya bisnis Surabi Duren Bang Kumis tentu tak lepas dari inovasi yang dihadirkan. Selain menghadirkan banyak rasa, Surabi Duren Bang Kumis juga komitmen dengan kualitas rasa. Seperti produk serabi duren misalnya, untuk menghasilkan rasa yang lezat, Bayu menggunakan duren asli untuk membuat saus toppingnya.
Rasa durian asli inilah yang akhirnya membuat serabi duren menjadi menu favorit. Tak hanya rasa, harga yang ditawarkan pun juga terjangkau mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Karena harganya yang terjangkau, dalam sehari ia bisa menjual hingga 15.000 boks per bulan dan meraih omzet sekitar Rp 200 juta per bulannya.
Meski usahanya telah laris manis, Bayu tetap berupaya untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya dengan mengikuti program ‘Kembangkan Bisnis Kulinermu’ yang digelar detikcom bersama Kraft Heinz Food Service. Melalui acara ini, ia mengaku mendapat banyak insight dari para pakar bisnis.
“Karena program ini menurut kami penting sebagai insight dan pengetahuan yang pasti relevan dengan perkembangan bisnis terutama bidang makanan dan minuman di era pandemi. Ilmunya juga sangat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk menjalankan usaha,” pungkasnya. (LP/GOOGLE)
Discussion about this post