Balipustakanews.com, Jakarta – Sebagai bagian dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Group, Lintasarta menegaskan perannya sebagai tulang punggung utama konektivitas kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Berdiri sejak 1988, perusahaan ini terus menjadi mitra strategis bagi berbagai sektor industri nasional, dan kini memperkuat posisinya melalui jaringan ultra-high-speed yang aman, tangguh, dan berperforma tinggi guna mempercepat transformasi digital di era AI.
Seiring meningkatnya kebutuhan industri terhadap konektivitas berkecepatan tinggi dan keamanan optimal, Lintasarta menghadirkan layanan Network-as-a-Service (NaaS) — sebuah solusi yang memberikan fleksibilitas, efisiensi biaya, serta keandalan bagi dunia bisnis. Model ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan low-latency connectivity dan multi-cloud access, dua faktor penting dalam percepatan digitalisasi nasional.
“Kami tidak hanya menyediakan konektivitas, tetapi juga menghadirkan trusted digital infrastructure yang mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi masa depan,” ujar Zulfi Hadi, Director & Chief Telco Services Officer Lintasarta, Kamis (13/11/2025). Ia menegaskan komitmen perusahaan menjadi mitra strategis dalam membangun ekosistem digital dan AI di Indonesia.
Untuk memastikan kualitas layanan, Lintasarta memperkuat jaringan intinya dengan teknologi DWDM-Ng berkapasitas 1,2 Tbps per lambda serta sistem optical switching generasi terbaru. Infrastruktur ini menjamin proses transfer data dalam skala besar berlangsung cepat, stabil, dan aman. Selain itu, solusi Lintasarta Lambda Multi-Service menghadirkan kualitas kelas enterprise yang mendukung kebutuhan sektor seperti fintech, data analytics, multi-cloud, hingga AI-driven applications.
Dengan infrastruktur yang semakin kuat, pelanggan kini dapat menjalankan aplikasi berbasis big data, GPU computing, dan layanan AI secara optimal. Berkat jaringan premium berlatensi rendah, Lintasarta menjelma menjadi salah satu tulang punggung utama perusahaan yang bertransformasi menuju AI-driven enterprise, dengan jaringan berkapasitas total mencapai 96 Tbps di seluruh Indonesia, terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.
Di sisi lain, Lintasarta juga memperluas layanan Business-to-Business (B2B) yang dirancang untuk kebutuhan bandwidth besar seperti cloud computing, GPU-as-a-Service, dan multi-cloud services. Layanan ini dibangun di atas arsitektur super-core 800 Gigabit Ethernet (800GE) dan teknologi DWDM-Ng untuk menjamin latensi rendah, stabilitas tinggi, serta keamanan berlapis.
Dengan total kapasitas jaringan 50 Tbps, Lintasarta kini menempati posisi tiga besar penyedia kapasitas internet nasional, serta berada di peringkat kedua ekosistem internet Indonesia berdasarkan total prefix dan interkoneksi, sebagaimana tercatat di situs bgp.tools. Jaringan tersebut terhubung langsung ke national backbone, memastikan kelancaran transfer data real-time hingga ke daerah terpencil.
Lebih dari tiga dekade, Lintasarta dikenal sebagai mitra digital terpercaya sektor perbankan dan industri strategis nasional. Kini, melalui perannya sebagai AI Factory, Lintasarta memperluas kontribusi dengan menjadi enabler ekosistem AI nasional, menjembatani kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah untuk mempercepat adopsi serta inovasi berbasis kecerdasan buatan.
Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang menempatkan konektivitas cerdas dan aman sebagai fondasi ekonomi digital nasional. Berbekal kepercayaan, inovasi berkelanjutan, dan komitmen membangun negeri, Lintasarta siap menjadi penggerak utama menuju masa depan Indonesia yang berdaulat secara digital di era AI. (*/pr)




