Balipustakanews.com, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster mendampingi jajaran Komisi IV DPR RI dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dalam kunjungan kerja reses bertema “Repatriasi untuk Mendukung Satwa Liar di Provinsi Bali” yang digelar di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Senin (27/10).
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Ketua Komisi IV Titiek Soeharto, para wakil ketua Alex Indra Lukman, Panggah Susanto, Ahmad Yohan, dan Abdul Kharis Al Masyhari, serta perwakilan pemerintah daerah dan instansi terkait.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif DPR dan Kementerian Kehutanan yang menyoroti isu pelestarian satwa liar di Bali. Menurutnya, isu lingkungan dan keanekaragaman hayati menjadi hal yang sangat penting mengingat Bali memiliki ruang terbatas namun menyimpan kekayaan alam yang besar.
“Luas wilayah Bali hanya sekitar 5.590 km² dengan jumlah penduduk 4,4 juta jiwa. Meski pertumbuhannya rendah, sekitar 0,66 persen, kita harus sungguh-sungguh menjaga kelestarian lingkungan, laut, dan satwa endemik yang menjadi kebanggaan daerah,” ujarnya.
Gubernur Koster juga menyoroti penyusutan luas wilayah Bali dalam beberapa tahun terakhir. “Dalam lima tahun terakhir, luas wilayah Provinsi Bali berkurang sekitar 40 ribu kilometer persegi. Kami sangat berharap dukungan pusat untuk memperkuat perlindungan pantai agar Bali tidak semakin kecil,” tambahnya.
Ia menegaskan, meski wilayahnya kecil, Bali memiliki keanekaragaman hayati yang bernilai tinggi, termasuk tanaman dan satwa endemik seperti babi, sapi Bali, serta burung atat yang sempat dianggap punah. “Kami sangat berterima kasih karena burung atat kini bisa diternakkan kembali sehingga kelestariannya dapat terjaga,” tutur Koster.
Untuk memperkuat upaya konservasi, Koster menyatakan kesiapan Pemprov Bali menerbitkan regulasi daerah bila diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat. “Jika diizinkan, kami siap mengeluarkan Peraturan Gubernur atau Surat Edaran agar perlindungan satwa liar di Bali berjalan lebih efektif,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan repatriasi 40 ekor burung perkici berdada merah (Trichoglossus forsteni mitchlli) ke habitat aslinya di Bali. “Puji syukur kita dapat melepaskan kembali burung endemik ini yang sebelumnya berhasil berkembang biak di Inggris. Ini berkat kepercayaan dunia internasional terhadap komitmen konservasi Indonesia,” ujarnya.
Raja Juli juga menyampaikan apresiasi kepada Bali Safari dan Bali Bird Park atas kontribusinya dalam proses repatriasi tersebut serta dukungan penuh Komisi IV DPR RI terhadap konservasi satwa langka nasional.
Diskusi yang berlangsung selama satu setengah jam itu menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya penyempurnaan regulasi perlindungan satwa langka, pelibatan masyarakat dalam penangkaran, serta pemanfaatan teknologi dalam pendataan satwa.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan sertifikat dan pemberian nama anakan burung perkici berdada merah oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Menteri Kehutanan, dan Gubernur Bali. (*/pr)






Discussion about this post