BALIPUSTAKANEWS – Di era serba digital seperti saat ini, menulis diary atau buku harian mungkin sudah dianggap sebagai sesuatu yang kuno. Namun hal tersebut tak berlaku bagi Carissa Putridianty.
Sejak kecil, gadis kelahiran Hongkong, 28 Desember 1999 ini telah terbiasa menggoreskan tinta di buku diary miliknya.
Segala hal dituangkan dalam buku diary-nya tersebut. Termasuk sesuatu yang menyangkut urusan pribadinya. Dan siapa sangka, kebiasaan menulis diary tersebut justru menginspirasi Carissa untuk terjun ke dunia musik.
Perempuan lulusan Esmod Fashion School Jakarta ini baru saja merilis single perdananya yang berjudul “Drive” yang liriknya ia ambil dari coretan-coretan di buku diary miliknya. Dan tentu saja, lirik lagu Drive terinpirasi dari pengalaman pribadi Carissa sendiri.
“Drive itu menceritakan mengenai seseorang yang sudah tidak kuat menjalin hubungan dengan kekasihnya. Tapi dia belum bisa move on. Dia sayang banget sama kekasihnya tapi susah mencari kehidupan baru,” ujar Carissa dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Uniknya, judul lagu ini diambil dari bahasa Inggris, “Drive” yang berarti menyetir. Rupanya Carissa memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya memakai judul tersebut dalam single perdananya ini.
“Karena memang ingin pergi naik mobil sendirian. Nanti di video klipnya juga aku gambarin begitu,” kata Carissa sambil tertawa.
Pembuktian
Single “Drive” mungkin menjadi pembuktian pertama Carissa dalam dunia musik. Namun hebatnya, semua pengerjaannya dilakukan oleh Carissa sendiri. Mulai dari penulisan lirik, aransemen hingga pengisian instrumennya.
Kebetulan Carissa memang cukup mahir bermain gitar. Berbekal gitar, Carissa pun mulai merekam lagu tersebut. Semuanya ia kerjakan di rumah sambil mengisi waktu luang dalam masa pandemi pandemi seperti sekarang ini.Namun karena tak memiliki cukup pengalaman dalam mengaransemen musik, Carissa mengaku sempat tak percaya diri.
“Awalnya sempat ingin akustik aja. Karena aku belum mahir bikin beat. Newbie soalnya. Pas dengerin ke keluargaku, katanya ini udah enak kok,” jelas Carissa.
Rupanya Carissa merasa malu jika harus meminta bantuan orang lain untuk menggarap single perdananya ini. Dengan modal nekat, ia pun berusaha menyempurnakannya sendiri. Namun tetap saja proses tersebut bukanlah tanpa kendala. Terutama saat pengisian vokalnya.
“Mic-nya error. Jadi akhirnya aku minta bantuan pinjem studio ke temannya ayah. Jadi di-mastering lagi gitu,” beber Carissa.
Suka Menyanyi
Bakat musik Carissa sebenarnya telah terlihat sejak ia masih kecil. Wajar memang, ibunya adalah seorang penari. Karena itulah jiwa seni Carissa telah tertanam sejak ia masih belia.
Carissa kecil juga gemar mengoleksi mainan berbentuk mic. Dan ajang-ajang pencarian bakat menjadi tontonan favoritnya.
“Kalau acara keluarga aku sering disuruh nyanyi. Walaupun suara acak adul. Dari situ dimasukin sekolah nari dimana ada musikalnya. Jadi kebawa,” ungkap Carissa.
Tak hanya menunjukan minat di bidang musik saja, Carissa juga gemar sekali menulis. Dan buku diary menjadi korban dari kegemarannya tersebut.
Padahal ketika kecil, Carissa terkenal dengan tulisannya yang super jelek. Namun justru dari sanalah hobi menulis diary akhirnya muncul.
“Papaku sering bilang, “Ayo di push menulisnya”. Dari situ akhirnya nulis diary. Dan ide awal bikin lagu juga dari situ,” tutur Carissa.
Tak Sebentar
Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi Carissa hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk menjadikan sebagian tulisan tersebut menjadi sebuah lagu. Walaupun kedua orangtuanya terus memberikan support kepadanya, Carissa tetap merasa tak percaya diri.
Namun kini kepercayaan dirinya telah tumbuh. Carissa merasa jika musik sudah menjadi passion-nya yang memang harus ia tekuni. Walaupun tengah fokus dengan profesinya sebagai disainer, namun Carissa ingin musik juga menjadi bagian dari hidupnya.
“Karena dua-duanya sudah menjadi kerjaan. Aku inginnya dua-duanya jalan. Kalau bisa perform sambil pakai baju rancangan aku,” kata Carissa sambil tersenyum.
(LP/GOOGLE)
Discussion about this post