Balipustakanews.com, Klungkung – Wujud nyata kepedulian pemerintah daerah terhadap pelestarian adat dan budaya kembali ditunjukkan Bupati Klungkung, I Made Satria, yang hadir langsung dalam Upacara Karya Pitra Yadnya yang diselenggarakan Pasemetonan Agung Prastisentana Sri Nararya Kenceng di Banjar Rata, Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Minggu (21/9).
Kehadiran Bupati Satria bersama Camat Nusa Penida, I Kadek Yoga Kusuma, disambut hangat oleh warga yang tengah sibuk mempersiapkan Upacara Ngeroras, yang akan menjadi rangkaian acara berikutnya dan dijadwalkan berlangsung pada Senin (22/9). Suasana penuh gotong royong dan kebersamaan tampak terasa, dengan krama banjar saling bahu-membahu demi kelancaran pelaksanaan upacara.
Sebelumnya, puncak upacara Ngaben Massal telah dilaksanakan pada Minggu (14/9) dan diikuti oleh 29 sawa (jenazah) dari berbagai keluarga anggota pasemetonan. Setiap keluarga peserta dikenakan iuran sebesar Rp15 juta, yang kemudian digunakan untuk keperluan rangkaian upacara dan perlengkapan ritual lainnya.
Upacara Ngaben Massal ini merupakan kegiatan besar yang digelar secara rutin setiap lima tahun sekali oleh Pasemetonan Agung Prastisentana Sri Nararya Kenceng. Tujuannya adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat, baik dari segi biaya maupun persiapan, sehingga keluarga yang memiliki kewajiban pitra yadnya dapat melaksanakan upacara sesuai adat dengan lebih ringan.
“Melalui pelaksanaan secara massal, masyarakat dapat bersama-sama mewujudkan kewajiban leluhur dengan biaya yang lebih terjangkau dan semangat kebersamaan yang tinggi,” ungkap salah satu tokoh adat setempat.
Rangkaian upacara karya ini telah dimulai sejak Rabu (10/9/2025) dengan berbagai prosesi awal seperti Matur Piuning dan Ngajumang. Setelah puncak upacara Ngaben Massal pada 14 September, kegiatan akan terus berlanjut hingga Sabtu (2/10/2025), ditutup dengan prosesi Nuntun Nyegara Gunung.
Prosesi Nyegara Gunung merupakan tahapan sakral yang melambangkan perjalanan roh menuju penyatuan kembali dengan alam semesta, mengharmoniskan hubungan antara dunia sekala (nyata) dan niskala (tak kasatmata). Rangkaian panjang ini mencerminkan kedalaman makna spiritual dalam tradisi Hindu Bali yang selalu mengedepankan keseimbangan dan harmoni.
Dalam kesempatan itu, Bupati Satria menyempatkan diri untuk berbincang dengan warga dan memberikan semangat kepada para krama yang sedang mempersiapkan upacara. Ia mengapresiasi kerja keras serta kekompakan masyarakat dalam menggelar upacara besar yang melibatkan banyak keluarga ini.
Sebagai wujud dukungan, Bupati Satria juga menyerahkan punia senilai Rp300 juta kepada panitia karya. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban warga, khususnya dalam hal pendanaan dan perlengkapan upacara.
“Saya datang hari ini bukan hanya untuk menghadiri, tetapi juga memberikan dukungan moral dan material. Semoga punia ini bisa membantu meringankan biaya yang dikeluarkan warga. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, saya yakin seluruh rangkaian upacara Pitra Yadnya ini dapat berjalan lancar,” ujar Bupati Satria.
Bupati yang berasal dari Dusun Sental Kangin, Nusa Penida, ini juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga rasa persaudaraan serta melestarikan tradisi leluhur sebagai bagian dari identitas budaya Bali. “Pelaksanaan Pitra Yadnya ini adalah bentuk bakti kepada leluhur dan wujud penghormatan kepada tradisi yang diwariskan turun-temurun. Mari kita jaga kelestariannya agar tetap lestari bagi generasi mendatang,” tambahnya.
Panitia karya dan warga Banjar Rata menyampaikan apresiasi yang mendalam atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Menurut mereka, dukungan ini tidak hanya meringankan beban biaya, tetapi juga memberikan motivasi besar bagi warga untuk terus menjaga kekompakan. “Kami sangat berterima kasih kepada Bupati Satria yang sudah hadir dan memberikan punia. Ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat,” ujar salah satu warga penerima manfaat.
Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, rangkaian karya di Banjar Rata diharapkan dapat menjadi teladan pelestarian adat dan budaya yang selaras dengan perkembangan zaman. Bupati Satria menegaskan, pemerintah akan terus hadir dalam setiap upaya menjaga warisan leluhur sekaligus memperkuat kesejahteraan masyarakat. (rls/pr)
Discussion about this post