Balipustakanews.com, Klungkung – Dalam upaya memperkuat pelestarian adat dan budaya Bali, Bupati Klungkung, I Made Satria, menghadiri rangkaian Karya Mamungkah, Melaspas, Mendem Pedagingan, Ngenteg Linggih, serta Tawur Balik Sumpah Madya yang digelar di Pura Dalem lan Prajapati, Banjar Gelagah-Sembir, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida, Senin (22/9).
Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian Karya Agung yang digelar oleh masyarakat setempat sebagai wujud bakti dan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Acara ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai spiritual, sekaligus menjaga taksu (kekuatan sakral) pura yang menjadi pusat pemujaan umat Hindu di wilayah tersebut.
Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Anom, anggota DPRD Provinsi Bali Tjokorda Gede Agung, Camat Nusa Penida I Kadek Yoga Kusuma, serta berbagai tokoh adat, tokoh masyarakat, dan umat Hindu dari berbagai desa di Kecamatan Nusa Penida. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga serta melestarikan warisan budaya dan spiritual Bali.
Apresiasi Bupati terhadap Kebersamaan Masyarakat
Dalam sambutannya, Bupati Satria memberikan apresiasi tinggi atas semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh masyarakat Banjar Gelagah-Sembir. Ia menilai bahwa terlaksananya Karya Agung ini merupakan bukti nyata kekuatan gotong royong, yang selama ini menjadi fondasi utama dalam kehidupan masyarakat Bali.
“Saya sangat mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan seluruh krama pengempon pura. Dengan kebersamaan yang tulus dan ikhlas, karya agung ini bisa terlaksana dengan lancar dan penuh makna. Semoga semangat ini terus terjaga, karena gotong royong merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan,” ujar Bupati Satria.
Bupati asal Nusa Penida ini juga mengajak masyarakat untuk selalu menjaga taksu Bali, baik melalui pelestarian adat dan budaya, maupun dengan menjaga keharmonisan lingkungan serta hubungan antarwarga. Menurutnya, taksu bukan hanya soal keindahan spiritual, tetapi juga energi positif yang menguatkan identitas Bali di tengah perkembangan zaman. “Taksu Bali adalah jiwa dari budaya kita. Mari kita rawat bersama dengan cara terus membangun, menjaga, dan memelihara adat serta lingkungan agar tetap selaras dan harmonis,” imbuhnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata dari pemerintah daerah, Bupati Satria menyerahkan hibah senilai Rp750 juta kepada panitia karya. Dana ini diberikan untuk membantu pembiayaan penyelenggaraan rangkaian upacara serta mendukung pembangunan fisik dan spiritual di Pura Dalem lan Prajapati.
Penyerahan hibah dilakukan secara simbolis kepada Ketua Panitia Karya, I Ketut Sudi Rata Astawa, yang kemudian disaksikan oleh seluruh undangan yang hadir. Dalam penyerahan tersebut, Bupati Satria berharap dana hibah dapat dimanfaatkan secara transparan dan tepat guna demi kelancaran pelaksanaan karya. “Dumogi labda karya, sida sidaning don, sareng sami krama sane ngaturang bhakti dados makasami antuk semangat gotong royong. Semoga seluruh rangkaian upacara karya ini dapat berjalan lancar dan penuh berkah,” tutur Bupati Satria.
Ketua Panitia Karya, I Ketut Sudi Rata Astawa, menyampaikan apresiasi mendalam atas perhatian dan dukungan pemerintah daerah. Menurutnya, kehadiran Bupati dan para pejabat daerah memberikan semangat tersendiri bagi masyarakat yang telah berjuang menyiapkan upacara ini sejak jauh hari.
Ia juga menjelaskan bahwa rangkaian karya telah dimulai sejak Saniscara Paing Kelau, 23 Agustus 2025, yang menjadi awal dari persiapan upacara. Selanjutnya, pada Soma Paing Ukir, 22 September 2025, digelar upacara Tawur Balik Sumpah, Melaspas, dan Mendem Pedagingan. Puncak acara akan dilaksanakan pada Anggara Kliwon Kulantir, 30 September 2025, sedangkan Penyineban atau penutup karya dijadwalkan pada Sukra Pon Kulantir, 3 Oktober 2025.
“Rangkaian panjang ini adalah wujud pengabdian dan bhakti kami sebagai krama pengempon pura. Terima kasih kepada Bupati dan pemerintah daerah atas dukungan, baik secara moral maupun material, sehingga karya ini dapat berjalan dengan baik,” ungkap Rata Astawa.
Pelestarian Tradisi dan Identitas Bali
Karya Mamungkah dan upacara lainnya yang berlangsung di Pura Dalem lan Prajapati bukan sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga merupakan bagian dari pelestarian budaya dan tradisi Bali. Melalui karya seperti ini, nilai-nilai luhur seperti gotong royong, solidaritas, dan rasa bakti kepada leluhur dapat terus hidup dan diwariskan kepada generasi muda.
Pemerintah Kabupaten Klungkung, melalui kepemimpinan Bupati Satria, terus berkomitmen untuk mendukung kegiatan adat dan keagamaan, baik melalui kebijakan maupun bantuan nyata seperti hibah. Bupati menegaskan bahwa budaya dan spiritualitas Bali harus terus dijaga di tengah tantangan modernisasi.
“Karya seperti ini adalah napas budaya kita. Pemerintah akan terus hadir mendukung masyarakat agar adat dan budaya yang menjadi identitas Bali tetap lestari dan semakin kuat,” tutup Bupati Satria.
Acara berlangsung penuh khidmat dengan diiringi kidung suci dan suasana kebersamaan yang kental. Para pemangku, tokoh adat, serta masyarakat tampak bersatu dalam semangat ngaturang ayah (bergotong royong) demi kelancaran rangkaian karya yang sakral ini. (rls/pr)






Discussion about this post