Balipustakanews.com, Klungkung – Dalam upaya memperkuat tradisi dan pelestarian adat budaya Bali, Bupati Klungkung, I Made Satria, menghadiri sekaligus muspayang sembah bhakti pada rangkaian Puncak Upacara Atma Wedana/Memukur Graha Santi Puja yang digelar di Banjar Adat Intaran Buug, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Selasa (22/9).
Upacara sakral ini diikuti oleh 37 puspa, yang merupakan simbolisasi roh leluhur yang diupacarai dalam rangka penyucian dan pelepasan menuju alam yang lebih luhur. Prosesi Atma Wedana memiliki makna mendalam bagi umat Hindu, sebagai bentuk penghormatan sekaligus penguatan spiritual keluarga yang ditinggalkan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Satria menyampaikan apresiasinya atas kekompakan dan kebersamaan masyarakat Banjar Adat Intaran Buug dalam menyelenggarakan upacara besar ini. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian adat dan budaya Bali agar dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.
“Upacara Atma Wedana ini bukan hanya wujud bakti kepada leluhur, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat tradisi dan nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat. Saya mengajak seluruh masyarakat agar terus menjaga semangat gotong royong dengan tulus ikhlas, sehingga setiap rangkaian prosesi dapat berjalan lancar dan penuh makna,” ujar Bupati Satria.
Imbauan untuk Menjaga Lingkungan
Selain itu, Bupati Satria juga menyoroti kondisi cuaca yang belakangan sering disertai hujan lebat. Ia mengajak masyarakat untuk melakukan mulat sarira atau introspeksi diri dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke aliran sungai (tukad) yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Saya berharap seluruh masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan. Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai. Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama dan menjadi bagian dari yadnya atau pengorbanan yang kita persembahkan untuk alam,” tegasnya.
Imbauan ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen Pemkab Klungkung dalam mengatasi persoalan sampah dan mengantisipasi potensi banjir yang kerap terjadi saat musim hujan. Menurut Bupati, menjaga lingkungan tidak hanya bermanfaat secara fisik, tetapi juga bernilai spiritual karena sejalan dengan konsep Tri Hita Karana, yang menekankan keharmonisan hubungan manusia dengan alam.
Dukungan Pemerintah untuk Upacara Adat
Sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian tradisi dan pelaksanaan upacara keagamaan, Bupati Satria juga menyerahkan punia senilai Rp38 juta. Dana ini diberikan untuk membantu kelancaran pelaksanaan upacara dan meringankan beban masyarakat yang terlibat dalam pembiayaan acara tersebut.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Klungkung, saya mengucapkan rahajeng ngemargiang upacara puniki. Semoga upacara ini dapat berjalan lancar, penuh berkah, dan memberikan kerahayuan bagi seluruh keluarga serta masyarakat yang hadir,” ujar Bupati Satria usai menyerahkan bantuan secara simbolis.
Sinergi Pelestarian Adat dan Pemerintah Daerah
Puncak Upacara Atma Wedana ini juga menjadi momentum sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga adat dalam menjaga nilai-nilai spiritual dan budaya yang menjadi identitas Bali. Dengan peran aktif pemerintah dan partisipasi masyarakat, Bupati Satria optimistis tradisi luhur ini dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda.
Acara berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan kebersamaan. Seluruh pihak yang hadir berharap, upacara ini tidak hanya memperkuat ikatan spiritual keluarga yang diupacarai, tetapi juga mempererat rasa persatuan dan solidaritas di tengah masyarakat. (rls/pr)
Discussion about this post