BALIPUSTAKANEWS – Selamat Hari Raya Lebaran Bagi Umat Muslim !!. Pada umum nya merayakan Lebaran sudah menjadi hal yang umum di seluruh Indonesia dan di setiap daerahnya memiliki tradisi tersendirinya. Salah satu nya DiBali, di bali memiliki 4 tradisi Lebaran yang dapat mencermikan sikap toleransi bagi umat beragama di pulau Bali.
Umat Islam di pulau Bali menyebar di antaranya di Desa Pegayaman Kabupaten Buleleng, Budakeling, Kabupaten Karangasem, Petang, Kabupaten Badung, Kepaon, Serangan, Kota Denpasar dan Desa Loloan di Kabupaten Jembrana.
Inilah 2 tradisi daerah yang dilakukan pada saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
1. Tradisi Ngejot
Salah satu tradisi yang kental dilakukan nyama Selam adalah “ngejot” yang sudah berlangsung secara turun temurun.Ngejot berarti ngejot artinya memberikan sesuatu (umumnya makanan) kepada orang lain. Tradisi ini juga menyiratkan keindahan toleransi beragama. Menjelang Idul Fitri, warga Muslim akan melakukan “ngejot” atau memberikan hidangan kepada masyarakat sekitarnya, tidak peduli apapun agamanya.
Tradisi ini sudah dilakukan sejak masa kerajaan dan hampir dapat ditemukan di sebagian besar daerah di Bali. Saat Hari Raya Idul Fitri, umat muslim di Bali merayakannya dengan memberikan hidangan pada tetangga sekitar tidak memandang agamanya. Tradisi Ngejot juga ada pada saat hari Raya Idul Adha dengan membagikan daging
2. Tradisi Pegayaman
Selain tradisi Ngejot, menjelang hari raya Idul Fitri warga muslim Bali juga punya tradisi Pegayaman. Tradisi dilakukan oleh warga muslim Desa Pegayaman, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Tradisi setiap tahun yang dilakukan tiga hari jelang Lebaran diantaranya Penapean, Penyajaan, dan Penampahan. Ketiganya adalah urutan prosesi tradisi. Tradisi ini mirip dengan umat Hindu Bali dalam merayakan hari Raya Galungan.
Biasnya trasisi ini dilakukan oleh ibu-ibu di salah satu rumah warga Desa Pegayaman dengan ibu-ibu. Bukan memasak biasa, mereka membuat persiapan untuk hidangan esok hari (hari raya Lebaran). Jika sesuai urutan jadwal, hari ini mereka melaksanakan Penampahan. Sebagai urutan, biasanya tradisi ini biasanya dimulai dari Penapean (membuat tape), Penyajaan (membuat jaje uli), dan Penampahan. Urutannya sebenarnya tidak bakku bisa berubah. Tradisi Pegayaman adalah tradisi turun temurun. Selain jaje uli, untuk jajanan lainnya saat penyajaan, biasanya juga disiapkan dodol, kariadem dan beberapa jajan lainnya, yang telah ia masak bersama keluarganya sejak kemarin. (CF/Google)
Discussion about this post