Balipustakanews.com, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menyambut kunjungan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy beserta rombongan di Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (13/11). Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Gubernur Koster memaparkan arah pembangunan Bali yang saat ini difokuskan pada penguatan kemandirian energi, pangan, dan air.
Ia membuka penjelasan dengan program Bali Mandiri Energi, sebuah langkah strategis untuk mempercepat transisi menuju energi bersih. Koster menegaskan perlunya pemanfaatan PLTS secara masif di perkantoran, industri, hingga akomodasi pariwisata. “Kita ingin Bali mandiri energi,” ujarnya, seraya menekankan bahwa penggunaan panel surya harus menjadi budaya baru di Bali.
Koster mengingatkan bahwa listrik Bali masih bergantung pada PLTU Paiton di Jawa Timur melalui kabel bawah laut. Ketergantungan ini dianggap berisiko tinggi. “Beberapa kali Bali mengalami blackout karena kabel bawah laut ini bermasalah,” jelasnya. Menurutnya, situasi ini menjadi alasan kuat mengapa Bali harus lebih cepat beralih ke energi terbarukan.
Program kedua yang dipaparkan adalah Bali Mandiri Pangan, yang diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan melalui sistem pertanian organik. Ia menyebut Bali memiliki kekayaan pangan lokal yang melimpah, mulai dari beras, sayur mayur, buah, hingga kopi dan coklat. “Ini harus terus kita jaga,” kata Koster menegaskan.
Selanjutnya, ia menuturkan pentingnya penguatan Bali Mandiri Air, sebuah program untuk menjamin pemerataan akses air bersih sekaligus menekan penggunaan plastik sekali pakai. Ia menyebut kebijakan pembatasan air minum kemasan kecil sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan. “Kita ingin Bali ini bersih. Alam Bali harus dijaga dengan baik,” tegasnya.
Di luar isu energi, pangan, dan air, Koster juga menyinggung pembenahan sektor pariwisata. Ia menegaskan komitmennya mewujudkan pariwisata Bali yang lebih berkualitas dengan tetap berlandaskan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Menurutnya, ketertiban wisatawan sangat penting bagi keberlangsungan Bali sebagai destinasi berbudaya. “Kita ingin turis yang datang ke Bali adalah turis yang berkualitas,” ujarnya.
Koster menjelaskan bahwa pemerintah telah menindak tegas wisatawan nakal dan berbagai bentuk usaha ilegal yang merugikan daerah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga Bali tetap bermartabat sekaligus mempertahankan identitas budaya di tengah arus globalisasi.
Mendengarkan paparan tersebut, Menteri Rachmat Pambudy menyampaikan apresiasi tinggi. Ia mengatakan bahwa Bali sejak lama menjadi contoh dalam praktik pembangunan yang memadukan aspek lingkungan dan kearifan lokal. “Bali memiliki kearifan lokal yang menyelaraskan alam, manusia, dan sang pencipta (Tri Hita Karana). Konsep ini sangat bagus,” ungkapnya.
Rachmat menegaskan bahwa program Bali Mandiri Energi, Pangan, dan Air sejalan dengan strategi pembangunan berkelanjutan yang digaungkan Bappenas melalui TPB/SDGs. “Ini sejalan dengan apa yang kita canangkan. Kita akan rumuskan agar bisa tercapai,” ujar Pambudy. Ia menekankan bahwa pertanian organik, kebersihan lingkungan, dan energi bersih harus menjadi dasar menuju kemandirian tersebut.
Menutup kunjungannya, Rachmat menyebut Bali berpeluang besar menjadi provinsi hijau dan bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. “Saya ingin Bali tetap terjaga dengan baik, dengan kearifan lokalnya,” katanya. (*/pr)





