Balipustakanews.com, Denpasar – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menyampaikan kewaspadaannya terhadap potensi tekanan inflasi yang dapat timbul akibat peralihan musim hujan serta meningkatnya aktivitas pariwisata mancanegara di Pulau Dewata.
“Kami terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama pemerintah daerah,” ujar Kepala BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, di Denpasar, Jumat.
Menurut Erwin, ketidakpastian cuaca pada masa transisi musim hujan berpotensi meningkatkan serangan hama serta organisme pengganggu tanaman. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengganggu hasil panen hortikultura dan berdampak pada kenaikan harga pangan.
Selain faktor cuaca, ia menyoroti meningkatnya permintaan barang dan jasa akibat tingginya kunjungan wisatawan asing saat musim liburan. Lonjakan konsumsi wisata ini, kata dia, turut memberikan tekanan terhadap inflasi daerah.
Tak hanya itu, faktor eksternal seperti kenaikan harga emas dunia dan harga acuan minyak sawit mentah juga menjadi tantangan. “Kenaikan harga komoditas global dapat memicu inflasi barang impor,” jelasnya.
Erwin menambahkan, peningkatan harga jagung pipilan yang digunakan sebagai pakan ternak juga dapat berimbas pada harga daging ayam, sehingga menambah risiko inflasi dari sisi bahan pangan hewani.
Untuk meredam tekanan tersebut, BI Bali menyiapkan sejumlah langkah strategis, mulai dari operasi pasar, kerja sama antar daerah di Bali maupun dengan wilayah luar Bali, hingga memperkuat rantai pasok pangan yang lebih efisien.
Pihaknya juga menekankan pembangunan ekosistem ketahanan pangan yang inklusif. “Pengendalian inflasi pangan mencakup kolaborasi petani, penggilingan, perumda pangan, hingga hotel, restoran, dan kafe yang diperkuat melalui regulasi pemanfaatan produk pangan lokal,” ujarnya.
Dengan sinergi itu, ia optimistis inflasi Bali pada 2025 akan tetap berada dalam kisaran target nasional, yakni 1,5 hingga 3,5 persen.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan, pada September 2025 Pulau Bali mencatat deflasi bulanan sebesar minus 0,01 persen, lebih rendah dibanding Agustus 2025 yang mencapai minus 0,39 persen.
Secara tahunan, inflasi Bali tercatat 2,51 persen, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,65 persen. Angka tersebut juga lebih rendah dibanding inflasi nasional yang berada di level 2,65 persen. (ant/pr)
Discussion about this post