Macaron Pierre Herme sendiri menjadi salah satu favorit Louis Vuitton, dalam buku rekomendasinya yang bisa didapatkan saat Eksibisi 100 tahun LV di Asnieres-sur-Seine.
Tak sulit menemukan gerai Pierre Herme di kota itu. Ada beberapa tipe gerai yang mereka punya. Tak semuanya berbentuk seperti cafe tempat nongkrong, duduk santai sambil ngemil dan selfie. Kebanyakan tokonya berupa walk in store atau click and collect, sistem yang dibuat untuk memudahkan pembeli mendapatkan treat manisnya dan namun ogah berkerumun atau antre lama.
Di dalam tokonya walk in, saya menyebutnnya begitu, tak ada kursi atau meja sama sekali. Namun sebuah etalase penuh dengan macaron bulat manis warna-warni dengan isian yang unik.
“Mogador adalah salah satu best seller,” ungkap salah satu pegawai saat diminta merekomendasikan rasa macaron paling favorit.
Mogador terlihat seperti macaron cokelat biasa. Namun Pierre sang arsitek rasa tak membiarkan rasanya ‘cokelat standar.’ Shell macaron dibuat dengan warna cokelat dengan tambahan cokelat pure, almond, dan gula bubuk. Di bagian tengahnya, dia tak hanya mengisi dengan cream ‘sederhana.’ Sebaliknya dia memadukannya antara chocolat au lait atau milk chocolate dengan passion fruit.
Tak cuma satu varian yang dibuat dengan kombinasi rasa cokelat dengan asam. Jardin Sauvage juga menjadi kombinasi rasa cokelat dengan lime. Kombinasi rasa ini memungkinan paduan cokelat jadi tak eneg dan fresh.
Mungkin macaron cokelat terkesan biasa. Yang menarik perhatian adalah Jardin d’iris. Varian ini punya kombinasi rasa dan juga warna menarik dalam paduannya.
Kombinasi mix warna putih, kuning dan ungu membuat daya tarik yang berbeda. Isian yang lengket dan lembut ini dibuat dari campuran smoked tea, iris, wortel, dan juga rempah termahal di dunia, saffron.
Namun semua kombinasi rasanya sangat ringan, jangan bayangkan rasa smoke dan rempah yang kuat di dalamnya. Sebaliknya rasanya lembut bak mentega yang lumer di mulut.
Sebenarnya, macaron bukan hanya perkara rasa, tapi bagaimana tekstur dan kekokohan cangkangnya. Dalam satu gigit pertama, bagaimana proses pembuatan macaron dan sukses atau tidaknya resep tersebut akan langsung terasa.
Bentuk bulat sempurna dengan lapisan tipis yang shiny dan kaki-kaki (bagian bawah tiap lapisan) terbentuk sempurna dan seimbang.
Seketika, kokohnya lapisan tipisnya runtuh berganti dengan kelembutan lapisan kedua dan juga isian yang lumer di mulut.
Bagi yang tak suka makanan manis, macaron ‘mewah’ dengan harga yang cukup mahal (apalagi jika dikonversi ke rupiah), secangkir kopi pahit tanpa gula pasti bisa menawarkannya.
(LP/GOOGLE)
Discussion about this post