BALIPUSTAKANEWS – Disfungsi ereksi atau yang umum dikenal dengan istilah impotensi merupakan ketidakmampuan laki-laki mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan bagi pasangan jika tidak segera diatasi.
Ada tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda disfungsi ereksi, yaitu sulit ereksi, bisa ereksi tetapi tidak dapat mempertahankan, dan kurang keras untuk penetrasi.
Faktor penyebab disfungsi ereksi pada pria secara umum ada dua yakni faktor psikogenik dan organik. Awalnya faktor penyakit (organik) lalu disusul oleh faktor psikologis (psikogenik).
“Penyakit ini dapat ditangani secara maksimal dan komprehensif, pasien diharapkan berkonsultasi kepada dokter,” kata dokter spesialis Urologi dari Siloam Hospitals Sentosa Bekasi, dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U, dalam edukasi bincang sehat yang digelar Siloam Hospitals Sentosa Bekasi, Kamis (16/09/2021) di aplikasi Instagram.
Dia menjelaskan timbulnya gairah seksual pria dengan ditandai terjadinya ereksi pada alat kelamin merupakan rangkaian proses yang tidak sederhana. Proses tersebut melibatkan kerja saraf pada otak dan otot, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis (keinginan dan emosi).
“Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah,” ungkap dokter Andre melanjutkan edukasinya.
Ragam kondisi yang menyertai disfungsi ereksi umumnya, yaitu:
Discussion about this post