BALIPUSTAKANEWS – Pemecekan Agung merupakan salah satu hari raya bagi umat Hindu dimana dirayakan setiap lima hari setelah hari raya Galungan atau pada senin (Soma) Kliwon wuku Kuningan. Hari raya ini juga merupakan rangkaian Hari Raya Galungan yang dilaksanakan setiap enam bulan atau 210 hari sekali.
Menurut salah satu sumber disebutkan saat Pemacekan Agung dilakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi dengan manifestasi sebagai Sang Hyang Prameswara dengan menghaturkan upacara memohon keselamatan. dengan menghaturkan segehan di halaman rumah dan di muka pintu pekarangan rumah yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan beserta pengiringnya agar kembali dan memberi keselamatan. Pemacekan Agung terdiri atas kata pemacekan yang berarti menancapkan dan agung artinya besar. Sehingga bermakna tonggak kebangkitan diri untuk melakukan sesuatu yang mulia atau agung.
Menurut Lontar Dharma Kahuripan terkait Pemacekan Agung disebutkan: Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma. Kutipan ini memiliki makna: Pemacekan Agung, namanya demikian adalah pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sanghyang Dharma.
Selain itu, dalam Lontar Sundarigama juga dijelaskan: Soma Kliwon, pemancekan agung ngaran, masegeh agung ring dengen, mesambleh ayam samalulung, pakenania. Ngunduraken sarwa bhuta kabeh.
Artinya saat Senin Kliwon (wuku Kuningan) adalah Hari Raya Pemacekan Agung. Ketika sore, patut mempersembahkan segehan agung di depan pintu keluar rumah yang dilengkapi sambleh ayam semalulung yang disuguhkan kepada Bhuta Kala beserta pengiringnya agar kembali ke tempatnya.
Sementara dalam buku Wariga Krimping (hal. 106) yang disusun Made Purna, Suwidja BA, dan IB Mayun dituliskan saat Pemacekan Agung baik untuk membuat upacara (kurban) di desa dan di pekarangan rumah. Pada saat hari raya ini merupakan hari manusia oleh karena itu tak diperbolehkan memangkas rambut, bergundul. Jika dilanggar akibatnya akan rabun, dan botak.
Ditambahkan lagi, baik lelaki maupun wanita ibarat Ratu Makarang, baik menanam tanaman serba berbuah, serba berumbi, membangun rumah, juga baik untuk membayar kaul, berburu, menagih hutang, menyadap nira, serta menaikkan padi ke lumbung. (CF/Google)






Discussion about this post